SERAYUNEWS- Membaca Al-Qur’an dengan benar dan sesuai kaidah adalah kewajiban setiap muslim. Namun, kenyataannya tidak semua umat mampu membaca Al-Qur’an dengan fasih, apalagi memahami kandungannya.
Di sinilah Program MKPK I hadir sebagai solusi, khususnya bagi masyarakat yang ingin meningkatkan kemampuan baca Al-Qur’an secara cepat, tepat, dan menyenangkan.
MKPK I merupakan program pembelajaran intensif yang menggunakan metode talaffudzi (langsung baca tanpa eja) dengan pendampingan guru bersertifika.
Program ini biasanya dilaksanakan di sekolah, pesantren, TPA, majelis taklim, atau lembaga keagamaan lain yang memiliki misi mencetak generasi Qur’ani.
1. Kondisi Literasi Al-Qur’an
Banyak anak dan orang dewasa belum mampu membaca Al-Qur’an dengan benar. Faktor penyebabnya antara lain kurangnya metode pembelajaran yang efektif, keterbatasan guru, dan rendahnya motivasi belajar.
2. Kewajiban dalam Islam
Rasulullah SAW menekankan pentingnya mempelajari Al-Qur’an, sebagaimana sabdanya: “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
3. Solusi Melalui Metode Khusus
Program ini menawarkan metode yang sistematis, terstruktur, dan mudah dipahami oleh semua kalangan, dari anak-anak hingga dewasa.
1. Pemilihan Metode Pembelajaran
Lembaga penyelenggara memilih metode yang sesuai, seperti Iqro’, Ummi, Qiroati, Tartil, Yanbu’a, An-Nahdliyah, atau Al-Barqy, menyesuaikan karakteristik peserta didik.
2. Pendekatan Talaffudzi
Peserta langsung mempraktikkan bacaan bertajwid tanpa mengeja huruf per huruf, sehingga lebih cepat fasih.
3. Pelatihan Guru Al-Qur’an
Guru mendapatkan pelatihan khusus mengenai metode yang dipakai agar mampu membimbing santri dengan tepat.
4. Evaluasi Berkala
Setiap peserta diuji secara berkala melalui setoran bacaan atau ujian lisan untuk memastikan kemajuan.
5. Kolaborasi Lembaga
Program biasanya melibatkan kerja sama antara sekolah, pesantren, tokoh agama, dan organisasi keislaman.
Berdasarkan berbagai sumber pendidikan Al-Qur’an, termasuk penelitian akademik, ada tujuh metode pembelajaran yang banyak digunakan di Indonesia:
1. Metode Iqro’
Dikembangkan oleh K.H. As’ad Humam pada 1988, metode ini menggunakan enam jilid buku panduan dan tajwid praktis. Kelebihannya:
⦁ Materi bertahap memudahkan siswa memahami bacaan.
⦁ Membentuk bacaan sesuai makhraj dan tajwid.
⦁ Cepat membuat anak lancar membaca.
2. Metode Ummi
Mengajarkan tartil sejak awal, berbeda untuk anak (6 jilid) dan dewasa (3 jilid). Kelebihannya:
⦁ Menggabungkan pembelajaran kognitif, afektif, dan psikomotorik.
⦁ Membuat siswa bersemangat dan mampu mengoreksi bacaan sendiri.
3. Metode Qiroati
Diperkenalkan H. Dahlan Salim Zarkasyi pada 1986. Mengutamakan talaqqi dan musyafahah (tatap muka guru-murid). Kelebihannya:
Fokus pada praktik langsung.
⦁ Memastikan bacaan sesuai tajwid.
4. Metode Tartil
Disusun H. Gazali, metode ini menekankan pembacaan pelan dan jelas dari makhrajnya. Keunggulannya:
⦁ Mengajarkan nada bacaan yang indah.
⦁ Memudahkan pemahaman tajwid.
5. Metode Yanbu’a
Lahir dari Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus, menggunakan Mushaf Rasm Usmani. Kelebihannya:
⦁ Memiliki sanad jelas hingga ulama Al-Qur’an.
⦁ Materi terstruktur dalam 6 jilid.
6. Metode An-Nahdliyah
Memakai teknik ketukan atau titian murattal untuk melatih ketepatan bacaan. Keunggulannya:
⦁ Mengajarkan makhraj huruf sejak awal.
⦁ Praktis dengan panduan murattal.
7. Metode Al-Barqy
Ditemukan K.H. Muhadjir Sulthon pada 1965. Disebut metode anti lupa karena memudahkan mengingat kembali huruf atau kata yang terlupakan. Kelebihannya:
⦁ Cepat, hanya 8 jam untuk mengenal huruf.
⦁ Cocok untuk semua umur.
⦁ Memakai sistem SAS (Struktur Analitik Sintetik).
⦁ Cepat Menguasai Bacaan
Metode talaffudzi mempercepat penguasaan huruf dan lafaz.
⦁ Bacaan Sesuai Tajwid
Peserta dilatih membaca dengan tartil sesuai kaidah tajwid.
⦁ Memotivasi Belajar
Materi yang interaktif membuat peserta termotivasi.
⦁ Bisa untuk Semua Usia
Mulai anak-anak, remaja, hingga dewasa.
⦁ Pembinaan Berkelanjutan
Peserta mendapatkan pendampingan hingga lancar membaca.
Program MKPK I adalah langkah strategis dalam meningkatkan literasi Al-Qur’an di Indonesia.
Dengan metode yang tepat, guru yang terlatih, dan evaluasi yang konsisten, generasi Qur’ani yang cinta, paham, dan fasih membaca Al-Qur’an akan lahir di tengah masyarakat.
Belajar Al-Qur’an bukan sekadar kewajiban, tetapi juga investasi spiritual yang akan menjadi cahaya di dunia dan akhirat.