SERAYUNEWS – Testimoni yang menyebutkan manfaat minum susu hingga 2 liter sehari bagi pertumbuhan tinggi badan anak baru-baru ini menuai sorotan tajam dari kalangan medis. Salah satunya datang dari Prof. Dr. H. Dida Akhmad Gurnida, SpA, Subsp.NPM, yang merupakan pakar dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Dalam keterangannya, Prof Dida menegaskan bahwa praktik tersebut tidak realistis dan justru membahayakan kesehatan anak. Menurut Prof Dida, kapasitas lambung anak usia sekolah hanya berkisar antara 500 hingga 1.000 mililiter.
Dengan jumlah ini, sangat tidak memungkinkan bagi anak untuk mengonsumsi susu sebanyak 2 liter tanpa mengganggu asupan makanan lainnya yang juga penting untuk tumbuh kembang mereka.
Ia mengingatkan bahwa meskipun susu merupakan sumber nutrisi penting, konsumsi yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi lain dan bahkan berisiko menimbulkan anemia.
Hal ini terjadi karena zat-zat gizi dari makanan pokok yang seharusnya dikonsumsi secara seimbang justru tergantikan oleh susu dalam jumlah berlebihan.
Kandungan Protein Susu
Dalam penjelasannya, Prof Dida juga menyinggung soal kandungan protein dalam susu sapi. Ia menyatakan bahwa mayoritas protein dalam susu sapi adalah kasein, jenis protein yang secara biologis memang dibutuhkan untuk pertumbuhan anak sapi, bukan manusia.
Anak-anak, lanjutnya, membutuhkan jenis protein yang lebih beragam seperti leusin, lisin, histidin, dan berbagai asam amino esensial lainnya.
Jika anak hanya mengandalkan susu sapi sebagai sumber protein utama, maka risiko kekurangan protein berkualitas tinggi dan seimbang akan meningkat.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pendekatan konsumsi nutrisi anak tidak bisa disederhanakan hanya dengan memperbanyak satu jenis makanan atau minuman.
Anak memerlukan pola makan yang bervariasi, seimbang, dan sesuai dengan tahapan usianya.
Panduan Konsumsi Susu
Mengacu pada panduan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof Dida menjabarkan batas aman konsumsi susu untuk anak berdasarkan usia mereka. Untuk bayi usia 0-6 bulan, ASI eksklusif tetap menjadi sumber nutrisi terbaik.
Selanjutnya, anak usia 1-2 tahun yang telah mulai menerima makanan pendamping ASI (MPASI) dapat diberi susu pertumbuhan sebanyak 2-3 gelas per hari, setara 400-600 ml.
Untuk anak usia 2-5 tahun, disarankan mengonsumsi sekitar 500 ml susu per hari atau 2 hingga 2,5 gelas.
Sementara itu, anak berusia 5-8 tahun dapat mengonsumsi 2,5 gelas susu per hari, dan anak 9-12 tahun dapat mengonsumsi hingga 3 gelas per hari.
Jumlah ini sudah dianggap cukup untuk melengkapi kebutuhan kalsium dan nutrisi penting lainnya dari susu, selama diimbangi dengan makanan bergizi lainnya.
Prof Dida memperingatkan bahwa konsumsi susu yang melebihi batas tersebut justru dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, seperti konstipasi, obesitas, hingga kekurangan zat gizi dari sumber lain.
“Kalau terlalu banyak susu, bisa jadi anak tidak nafsu makan makanan lainnya. Akhirnya gizinya tidak seimbang,” tegasnya.
Bijak
Pernyataan Prof Dida menegaskan pentingnya peran orang tua dalam mengatur pola makan anak secara bijak dan proporsional.
Susu memang baik untuk pertumbuhan, namun bukan satu-satunya sumber nutrisi yang dibutuhkan.
Alih-alih memberikan susu dalam jumlah besar demi tinggi badan, orang tua disarankan untuk memperhatikan pola makan anak secara menyeluruh, mencakup karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral dari berbagai jenis makanan.
Dengan mengikuti panduan dari para ahli dan organisasi medis seperti IDAI, diharapkan orang tua dapat memberikan asupan nutrisi terbaik untuk mendukung tumbuh kembang anak secara optimal dan aman.