Cilacap, serayunews.com
Sejarawan Cilacap, Riyadh Ginanjar Widodo menuturkan, cerita tersebut telah berkembang selama puluhan tahun. Tak ayal, sebagian besar masyarakat akhirnya mempercayai sekaligus menjadi mitos yang selalu menarik untuk dibahas. Bahkan mitos itu, kini telah banyak diketahui masyarakat di luar Kota Cilacap.
“Iya, mengenai mitos terowongan yang tembus ke Nusakambangan memang menarik. Namun saya tegaskan, sampai saat ini belum ada yang bisa membuktikan secara kongkrit kebenarannya,” katanya kepada serayunews.com, Minggu (29/1/2023).
Menurutnya, cerita terowongan bawah laut berkembang, lantaran Benteng Pendem merupakan bangunan pertahanan pasukan Belanda di era penjajahan. Terowongan itu dipercaya sebagai akses pasukan untuk ke Pulau Nusakambangan, karena di sana terdapat juga beberapa benteng pertahanan lainnya.
“Ya kan ceritanya pasukan belanda kalau ke Nusakambangan, nggak perlu menyebrang, hanya jalan kaki lewat terowongan. Kemudian ada juga cerita, kalau terowongan itu sudah bocor dan hancur, sehingga sekarang hilang jejaknya,” tuturnya.
Ia menjelaskan, di Benteng Pendem sendiri memang terdapat beberapa terowongan. Namun jika dilihat dari peta aslinya, tidak ada jalur terowongan yang sampai ke Nusakambangan. Sejumlah terowongan itu, panjangnya sekitar 200 meter, artinya tidak sampai ke pulau penjara tersebut.
“Dari semua orang yang pernah masuk terowongan, juga belum bisa membuktikan. Kalau dari jarak benteng ke Nusakambangan kan sekitar 1,5 sampai 2 Kilometer, sedangkan panjang terowongannya yang biasa dijelajahi hanya 200 meter,” ujarnya.
Dikatakan, berdasarkan sejarahnya benteng ini memiliki nama resmi Kustbatterij op de Landtong te Tjilatjap. Merupakan benteng pertahanan peninggalan pemerintah Hindia Belanda yang terletak di tepi pantai Cilacap. Benteng Pendem, dibangun pada 1861 dan selesai pada 1879 dengan luas wilayah 10,5 ha.