Purwokerto, Serayunews.com
Pasar yang biasanya dipadati pembeli, sampai di dalam pasar juga terjadi kemacetan karena banyaknya kendaraan yang mengirim barang, sekarang terlihat lengang. Para pedagang hanya duduk-duduk menunggui barang dagangannya sambil mengobrol dengan sesama pedagang.
“Sepi pembeli, Natal kemarin juga tetap sepi, tidak ada peningkatan sama sekali,” keluh salah seorang pedang daging, Saryo, Selasa (29/12).
Biasanya aktivitas para pedagang di bagian dalam Pasar Wage maupun di deretan sepanjang Jalan Vihara berlangsung hingga sore hari. Bahkan, beberapa pedagang ada yang berjualan hingga 24 jam. Namun, sepinya pembeli membuat mereka harus tutup lebih awal.
“Kios daging tutup lebih awal terus, sudah sebulan ini, paling jam 13.00 WIB sudah tutup, sudah tidak ada pembeli yang datang,” katanya.
Penjual sayuran di Pasar Wage Ibu Ani mengatakan harga sayuran sejauh ini relatif stabil, meskipun mendekati akhir tahun. Kalau toh ada kenaikan hanya kisaran Rp 100 – Rp 200 saja. Meskipun begitu, tetap saja sepi pembeli.
Menurutnya, untuk menaikan harga barang dagangan juga tidak memungkinkan, karena kondisinya pasar sudah sepi. Jika harga-harga naik, justru pembeli akan semakin berkurang.
Hal senada juga diungkapkan, Supriyanto, pedagang tahu serta tempe di Pasar Wage Purwokerto. Menurutnya, pada saat menjelang akhir tahun seperti sekarang, menjadi lahan panen keuntungan bagi pedagang karena harga-harga mulai naik dan penjualan juga meningkat.
Namun, kondisi akhir tahun ini, jauh berbeda. Jangankan bisa panen keuntungan lebih banyak, untuk menjual habis barang dagangannya saja sulit.
Peningkatan jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Banyumas, ternyata sangat berdampak terhadap para pedagang di pasar-pasar tradisional. Bahkan, momentum menjelang akhir tahun dan perayaan Natal tetap tidak mampu mendongkrak perekonomian.
CAPTION FOTO : Pedagang di Pasar Wage Purwokerto mengeluhkan sepi pembeli.