SERAYUNEWS– Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah buka suara terkait kepailitan pusat perbelanjaan MORO Purwokerto. Dampak secara langsung dari pailitnya MORO Purwokerto, tentu dirasakan para pekerja dan masyarakat yang biasa berbelanja di swalayan tersebut.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Banyumas, Junaidi menyampaikan, MORO Purwokerto pailit. Kepailitan tersebut berdasarkan keputusan Pengadilan Niaga Semarang, dengan Nomor 25/pdt.Sus-PKPU/2023/PN.Niaga.Smg tertanggal 16 November 2023.
“Terkait dengan MORO yang dinyatakannya pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang, sebetulnya untuk di Banyumas kerugiannya ya bagi masyarakat. Masyarakat pilihannya menjadi terbatas. Dengan adanya MORO yang masih berkiprah kan kalau mau belanja pilihannya banyak,” jelasnya.
Menurut dia, kontribusi langsung MORO Purwokerto terhadap pemerintah daerah, terkait dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tidak terlalu banyak. Begitupun pendapatan dari sektor perparkiran yang yang pengelolaannya oleh supermarket legendaris di Kota Purwokerto itu selama ini.
“Perparkiran (MORO Purwokerto) juga pengelolaannya internal, sehingga kewajiban atau pendapatan dari sektor perparkiran yang pengelolaannya oleh swasta itu sangat sedikit sekali. Itu mungkin pengaruh secara langsung ya,” ungkap Junaidi kepada serayunews.com, Selasa (21/11/2023).
Junaidi menyampaikan hal itu usai mendampingi Penjabat (Pj) Bupati Banyumas, Hanung Cahyo Saputro meninjau stand Job Fair Hybrid 2023. Kegiatan Job Fair tersebut terlaksana di Sasana Krida GOR Satria Purwokerto mulai tanggal 21-22 November 2023.
Sementara dampak secara tidak langsung, dengan kepailitan MORO Purwokerto maka pilihan masyarakat untuk berbelanja menjadi berkurang. Di sisi lain, dia mengatakan bahwa sesuatu ada masanya.
“Jadi memang ada eranya. Jadi setiap zaman ada pelaku usaha dan setiap pelaku usaha itu ada zamannya,” jelasnya.
MORO di masa jayanya memang menjadi rujukan berbelanja masyarakat Purwokerto dan sekitarnya. Di masa jayanya salah satu fenomena yang sering terlihat adalah tempat parkir MORO yag sering penuh dengan pengunjung. Namun, seiring berjalannya waktu tempat perbelanjaan tersebut mulai meredup hingga kemudian pailit.