SERAYUNEWS – Nama Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Solo Ferry Septha Indrianto masuk dalam Bursa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Ferry menjadi salah satu nama calon wali kota Solo 2024. Ia pun memberikan tanggapan terkait hasil survei Bursa Cawalkot Solo 2024 tersebut. Bahkan, responden menempatkan namanya masuk dalam 5 besar calon potensial wali kota Solo 2024.
Hasil survei itu dirilis oleh Jarcomm (Jejaring Analiytics, Research and Communication Consulting).
“Mungkin masyarakat melihat kinerja kita dalam Kadin Surakarta dan merasakan manfaatnya,” ungkap Ferry ketika berjumpa dengan media di Soto Gading, Solo, Minggu (7/7/2024).
Soal peluang menjadi pengganti Gibran Rakabuming Raka nantinya, Ferry Septha menyatakan semua tergantung masyarakat pemilih.
Pasalnya, urusan politik tersebut berkaitan kehendak masyarakat, partai politik maupun para politikus. Ia mengaku saat ini tengah fokus menjalankan peran Kadin kepada masyarakat.
Sempat diungkapkan sudah ada parpol yang mulai berkomunikasi dengannya. Namun, Ferry enggan membocorkan nama parpol itu.
Menjabat sebagai Ketua Kadin Solo, ia lantas menyampaikan ide mengenai aglomerasi Soloraya.
Menurutnya, aglomerasi di wilayah Solo dan sekitarnya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Menurutnya, lahan Kota Solo sudah maksimal dioptimalkan sehingga penting melakukan inovasi baru untuk mengembangkan Solo dan sekitarnya.
“Kota Solo yang mana lahan kita sudah maksimal dioptimalkan. Sehingga kalau tidak segera kita selesaikan mutual understanding, kesadaran bersama dengan sekitar Solo akan menjadi sebuah disrupsi. Artinya pengembangan kita akan stag,” tegas Ferry.
Pada hasil survei itu juga, masyarakat turut menyoroti tentang pertumbuhan perekonomian Kota Solo dengan wali kota yang baru nanti. Ferry Septha Indrianto menegaskan bahwa hal tersebut sangat inline dengan ide konsep aglomerasi Soloraya.
Menurutnya, salah satu cara menuntaskan kemiskinan serta pengangguran Soloraya itu harus dipikirkan bersama. Dalam hal ini berkaitan dengan pengembangan wilayah.
“Mau tidak mau untuk Solo Raya harus berpikir bagaimana mengembangkan wilayah. Dan tidak mungkin kalau tidak ada kolaborasi. Karena batas wilayah terbatas. Dan masing-masing daerah harus berpkir bareng,” terangnya.
Bahkan, ia sangat bersyukur dan senang hati jika nantinya ada calon wali kota yang mau menggunakan konsep ini. Kerjasama antardaerah di Solo Raya seperti Sragen, Wonogiri, Karanganyar, Klaten, Boyolali, dan Sukoharjo.
“Dan saya yakin, optimis bahwa otonomi daerah bukan hambatan atau tantangan untuk bisa mengembangkan suatu wilayah,” tandas Ferry.
***