Purbalingga, serayunews.com
Produksi gula semut di wilayah Kabupaten Purbalingga termasuk banyak. Bahkan, produknya sudah rutin dikirim ke luar negeri. Kebanggaan itu, tentu tak lepas dari peran para penderes. Ada ribuan penderes yang setiap hari naik turun, belasan batang pohon kelapa.
“Sudah cukup lama tidak ada pendataan atau up date penderes. Diperkirakan pada kisaran angka 8.000 sampai 9.000,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga, Mukodam, Rabu (11/01/2023).
Dari ribuan penderes itu, belum semua terdaftar sebagai anggota BPJS Ketenagakerjaan. Padahal, aktivitas penderes sangat berisiko. Dalam berbagai kondisi cuaca, aktivitas mereka memanjat tingginya pohon kelapa tetap harus berjalan.
Mukodam menyampaikan, kalau BPJS Kesehatan mungkin sebagian besar sudah memiliki karena tercover oleh pemerintah atupun mandiri. Tapi kalau BPJS Ketenagakerjaan, masih cukup rendah.
“Kami hanya mengimbau dan mendorong agar perusahaan yang akan bermitra dengan para penderes, agar mendaftarkan penderesnya ke BPJS Ketenagakerjaan,” katanya.
Penanggungjawab agar penderes ikut BPJS Kesejahteraan, lebih kepada para perusahaan eksportir atau pengepulnya. Jumlah iuran pun, sebenarnya sangat mampu dengan sistem sharing atau menabung menyisihkan hasil penjualan.
“Mengingat pekerjaan penderes berisiko tinggi terjadinya kecelakaan, harapannya perusahaan eksportir atau melalui pengepulnya mendaftarkan penderes mitranya sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan. Bisa dengan sistem sharing premi atau dengan sistem tabungan dari menyisihkan sebagian kecil hasil penjualan gulanya agar tidak memberatkan. Jika preminya Rp13.500 per bulan, menyisihkan Rp500 per hari saja sudah cukup,” kata dia.
Pada tahun 2019, para penderes di Desa Sangkanayu, Mrebet, telah ikut BPJS. Kepesertaan 250 penderes gula kelapa itu dikoordinir oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Desa Sangkanayu.