SERAYUNEWS– Musim angin timur saat ini membawa berkah bagi nelayan di Kabupaten Cilacap. Pada musim ini, nelayan dapat menangkap ubur-ubur hingga 20 ton per hari bahkan bisa lebih. Hasil tangkapan ubur-ubur ini diekspor ke sejumlah negara.
Aktivitas bongkar muat ubur-ubur hingga saat ini masih nampak terlihat di area tambatan perahu kompleks Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap. Sejumlah perahu nelayan datang silih berganti membawa hasil tangkapan ubur-ubur, yang kemudian ditampung dalam sebuah wadah penampungan berkapasitas puluhan ton.
Dakim (55) salah satu nelayan asal Cilacap Selatan mengatakan, musim ubur-ubur sudah berlangsung sejak awal bulan September ini. Meski saat ini hasil tangkapan mulai berkurang, namun masih bisa menangkap 1 hingga 2 ton untuk satu perahu dalam sekali melaut.
“Untuk muatan perahu bisa sampai dua ton sekali jalan, ini dari pagi sampai siang baru dapat beberapa ratus kilo saja. Nanti balik lagi cari, mudah mudahan bisa dapat satu ton lebih,” ujarnya, Kamis (21/9/2023).
Untuk hasil tangkapan ubur-ubur ditampung dalam wadah kolam penampungan di area tambatan perahu kompleks PPS Cilacap. Kemudian ubur-ubur mereka jual kepada pengepul dengan harga Rp900 perkilogram. Satu orang pengepul dapat menampung sekitar 20 ton ubur-ubur.
“Sekarang mulai menurun, kemarin bisa dapat 20 sampai 30 ton, kalau tahun sebelumnya bisa sampai 50 ton. Harga nelayan 900 rupiah dan masuk gudang 1100 rupiah per kilogramnya, itu termasuk menanggung tenaga dan transport,” ujar Dirman, pengepul ubur-ubur.
Masyarakat Cilacap sendiri juga belum familiar dengan olahan ubur-ubur. Sehingga di Cilacap hanya dikirim ke pusat pengolahan ikan untuk dikemas dan diekspor. Ubur-ubur hasil tangkapan nelayan Cilacap mayoritas biasanya masuk pangsa pasar ekspor ke sejumlah negara seperti Cina.
Sementara itu, Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap mendata bahwa produksi ubur-ubur hasil tangkapan nelayan di wilayah Kabupaten Cilacap dalam setahun mencapai hampir seribu ton pada tahun 2019. Namun jumlah itu lambat laun dinilai menurun.
“Tahun lalu di 2019 data kami sekitar 900 ton, untuk tahun ini belum masuk datanya karena masih di bulan September. Tahun sebelumnya menurun dan tahun ini muncul lagi. Kalau pengalaman sebelumnya musim ubur-ubur bisa satu sampai dua bulan. Selama belum turun hujan,” ujar Plt Kepala Dinas Perikanan Cilacap Indarto, didampingi Kabid Perikanan Tangkap, Sukirman.