Advertisement
Advertisement
Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan membuat banyak usaha yang mengalami penurunan omzet, bahkan sampai ada yang gulung tikar. Apalagi untuk sektor usaha yang bergantung pada kunjungan wisata.
Purwokerto, Serayunews.com
K os Ngapak khas Banyumas, merupakan salah satu usaha yang tetap mampu bertahan di tengah pandemi. Tak hanya bertahan, tetapi juga sama sekali tidak ada pengurangan karyawan.
Pemilik Kaos Ngapak, Pujianto memaparkan tentang kiat-kiat bisnis yang dijalaninya bisa tetap bertahan. Pujianto mengakui jika ada penurunan omzet penjualan yang cukup signifikan. Namun, ia melakukan inovasi dengan membuat produk-produk yang dibutuhkan selama pandemi. Misalnya masker dan alat pelindung diri (APD) lainnya. Hasil penjualan dari produk tersebut yang mampu menopang biaya produksi serta gaji pegawai.
“Untuk penjualan kaos ngapak di tengah pandemi Covid-19 jelas mengalami penurunan omzet, bahkan sampai 40 persen. Tetapi kita berusaha bertahan dengan melakukan ekspansi usaha lainnya, yaitu yang dibutuhkan di masa pandemi ini, sehingga semua masih bisa bertahan,” terangnya, Jumat (25/12/2020).
Inovasi tersebut tak hanya membuat Puji tetap bisa mempertahankan seluruh karyawannya yang berjumlah 21 orang, tetapi juga mampu meningkatkan omzet pendapatan.
Pujianto memulai bisnis kaos Ngapak sejak masih menjadi mahasiswa. Saat memulai bisnis, ia mengakui masih lemah pada desain kaos dan perkembangan di awal sangat lamban. Pertama memulai, omzet sangat sedikit, namun berlahan mulai naik dan sekarang sudah memiliki lima outlet, yaitu di Banyumas ada dua, kemudian di Kabupaten Purbalingga, Cilacap, dan Kebumen.
Untuk outlet di Banyumas berada di kawasan Lokawisata Baturraden dan yang satu di Jalan Gunung Slamet, Kelurahan Grendeng, Kecamatan Purwokerto Utara yang juga merupakan pusat produksi kaos Ngapak. Outlet di Baturaden sebenarnya omsetnya cukup bagus, karena membidik para wisatawan. Namun, saat pandemi dan kawasan wisata ditutup, maka mau tidak mau outlet juga ikut tutup.
Dari lima outlet kaos ngapak, masing-masing mempunyai ciri khas tersendiri yang disesuaikan dengan ikon masing-masing kabupaten. Misalnya untuk outlet di Cilacap, gambar didominasi seputar tempat wisata di Cilacap, untuk Banyumas dan Purbalingga juga demikian.