CILACAP,SERAYUNEWS.COM-Keberadaan jasa transportasi berbasis aplikasi, terus menuai kontroversi. Kemudahan akses dan layanan yang terjangkau, membuat masyarakat lebih memilih jasa transportasi online. Mulai dari pesan makanan hingga berpergian serta layanan yang ditawarkan berlaku 24 jam. Manfaat lain hadirnya jasa transportasi online di Cilacap yakni tingginya minat masyarakat yang menjadi pengemudi transportasi online. Dari informasi yang dihimpun hingga Januari 2018, diperkirakan sekitar seratusan lebih pengemudi transportasi online yang beroperasi Cilacap.
Berdasarkan wawancara secara acak, para pengemudi transportasi online ini sebelumnya kesulitan mencari pekerjaan. Bahkan, beberapa diantaranya yang sempat bekerja memilih banting setir menjadi pengemudi transportasi online. Alasannya sederhana, pendapatan menjadi pengemudi online, lebih menggiurkan dibandingkan bekerja sesuai dengan standar gaji Upah Minimun Regional (UMR) sekitar Rp 1.6 juta.
Salah satu pengguna transportasi online, Setiono (24) mengaku terbantu dengan layanan pesan makanan melalui aplikasi. Menurutnya, terbatasnya trayek angkutan kota dan keberadaan ojek pangkalan juga membuat warga Perumahan Ketapang Kelurahan Kebonmanis ini lebih memilih transportasi online. Dia mencontohkan, untuk berpergian dari Perumahan Ketapang menuju Pasar Gede Cilacap, apabila menggunakan angkot maka harus berjalan kurang lebih 1 kilometer, melalui jalan Laban kemudian menunggu angkot yang melintas di jalan Juanda Cilacap.
“Tidak semua tempat atau jalan dilewati angkot, begitu juga dengan ojek konvesional yang hanya ada ditempat tertentu,” katanya.
Namun, keberadaan jasa transportasi online itu juga berimbas negatif kepada pengusaha maupun pengemudi angkutan konvensional. Pendapatan para sopir angkot dan taksi turun hingga 50 persen. Pada September 2017 lalu, konflik antara pengemudi transportasi konvensional dengan online memuncak. Salah satu pengemudi transportasi online menjadi korban penganiyaan dan pengrusakan. Imbas kejadian tersebut, transportasi online untuk sementara dilarang beroperasi.
Berkurangnya minat masyarakat menggunakan jasa angkutan umum di Cilacap, mulai terjadi sekitar tahun 2000an. Salah satu penyebabnya yaitu meningkatnya penggunaan kendaraan pribadi baik sepeda motor maupun mobil. Kemudahan membeli kendaraan dengan cara diangsur, membuat angkutan kota sepi penumpang. Hanya para pelajar yang mendominasi transportasi jenis ini.
Pada 2013 lalu, berdasarkan data DPC Organda Cilacap serayunews mencatat dari 161 angkot yang ada di Kabupaten Cilacap, kurang dari 100 unit angkot yang beroperasi setiap harinya. Ketua DPC Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Cilacap, Juju Kusnaeidi menyatakan, dari tahun ke tahun penumpang angkutan umum terus berkurang. Sementara para pengusaha angkot juga tidak mampu menutupi tingginya biaya operasional. Penyusutan tersebut menurutnya terus terjadi setiap tahunnya sejak 2007 lalu dan hingga kini persentase penyusutan penumpang angkot terus mengalami penurunan.
“Sejak tahun 2007 mulai penyusutan, penurunan 30 persen setiap tahunnya,” jelasnya saat itu.
Sekretaris DPC Organda Suyatno juga mengakui hal tersebut, berikut wawancara serayunews.com pada Rabu (1/10/2018).
Baca Berita Sebelumnya : Lawan Gojek, Angkot di Cilacap Akan Berganti Bajaj
Dari hasil pertemuan dan kesepakatan bersama antara paguyuban angkot dan taksi Cilacap, pengurus transportasi online dan Pemkab Cilacap apa respon Organda Cilacap?
Saya hanya mendampingi teman teman (pengemudi angkot dan taksi, karena kita wadahnya angkutan darat. Sehingga membantu teman teman menyalurkan aspirasi. Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembanban jaman semakin maju. Tetapi jangan sampai perkembangan jaman ini merugikan teman teman (angkutan konvensional) yang notabennya orang kecil.
Hasil dari kesepakatan tersebut, saya nilai lebih memuaskan dari sebelumnya. Tetapi kita menunggu hasil realisasi dari hasil kesepakatan itu. Karena, tidak menutup kemungkinan akan adanya pelanggaran pelanggaran.
Kita merupakan induk organisasi angkutan darat. Justru disini Organda menjadi penengah, yang jelas kita mengambil jalan tengah agar suasana kondusif dan tidak merugikan kedua belah pihak (angkutan konvesional dan online)
Penurunan pendapatan sangat dratis, hingga 50 Persen. Memang itu perkembangan jaman, jika kita tidak menyesuaikan dan kerjasama, tentunya akan makin terpuruk.
Sekali lagi, kita tidak mungkin menjegal perkembangan teknologi. Yang kita arahkan saling mengisi dan bekerjasama, karena ditempat lain bisa. Jadi jangan semata mata merugikan angkutan tradisional yang sudah ada.
Saya beberapa kali mengikuti pertemuan, saya memberikan motivasi. Yang harus dipahami teman teman. Jangan hanya pihak Lain saja yang dituntut, tetapi kita harus intropeksi. Sudahkan kita memberikan pelayanan yang baik, tarif yang murah? Ini yang harus dipahami.
Angkutan kota perkembangan jaman, sangat memprihatinkan. Makanya saya menyambut baik Dishub Cilacap memberi wacana bajaij akan masuk Cilacap. Dengan kondisi saat ini, sulit sekali bagi angkot untuk bertahan. Apalagi kendaraan lama semua. Sementara untuk mengalihkan kendaraan baru tidak mampu. Jadi solusi beralih ke bajai saya dan teman teman sangat mendukung.