SERAYUNEWS – Ratusan hektar sawah di Kabupaten Purbalingga mengalami kekeringan efek dari kemarau panjang musim ini. Padahal tanaman padi di lahan tersebut baru berusia 1 sampai 2 bulan tanam. Jika kondisi ini masih berlanjut, maka bukan hal mustahil akan terjadi gagal panen.
“Dari data yang ada, sekitar 287 hektar tanaman padi umur 1-2 bulan kekurangan air akibat kekeringan,” kata Kepala Dinpertan Purbalingga, Mukodam, Minggu (24/09/2023).
Sawah yang mengalami kekeringan itu tersebar di sejumlah wilayah kecamatan. Meliputi Kecamatan Bukateja bagian selatan (Desa Kembangan, Majasari, Tidu, Bajong). “Serta wilayah Kecamatan Kemangkon (Majasem, Panican, Karangkemiri, dan sekitarnya),” katanya.
Ratusan sawah yang mengalami kekeringan itu juga makin parah karena adanya perbaikan irigasi. “Sedang ada pemeliharaan saluran irigasi Krenceng Sisi Kiri yang berlokasi di Desa Tidu, pemeliharaan Saluran Irigasi Banjarcahyana,” ujarnya.
Mukodam menambahkan, menyiasati kondisi itu, sejumlah langkah pun ditempuh. Harapannya bisa menyelamatkan nasib tanaman. Langkahnya di antaranya dengan suntikan aliran, irigasi mengalir kembali pada waktu tertentu diikuti penghentian sementara pekerjaan pemeliharaan.
“Kami juga arahkan petani melakukan pengairan dengan pompanisasi,” kata Mukodam.
Kekeringan memang melanda beberapa wilayah di Jawa Tengah. Sebelumnya,
Stasiun Klimatologi yang merupakan unit pelaksana teknis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jateng menyampaikan perkiraan awal musim hujan di wilayah Jateng termasuk Kabupaten Purbalingga. Prediksi tersebut berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data serta memperhatikan kondisi atmosfer regional maupun global.
“Awal musim hujan tahun 2023-2024 di wilayah Jawa Tengah umumnya kami perkirakan terjadi pada November 2023. Namun bisa terjadi pada bulan Oktober Dasarian I (Awal Oktober 2023) yang di Kabupaten Pekalongan dan Batang bagian selatan, Kabupaten Purbalingga bagian utara, sebagian Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo; wilayah tenggara Kabupaten Pemalang, serta wilayah barat daya Kendal dan sebagian wilayah barat laut Temanggung,” kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Tengah, Sukasno, S.TP, MM, Rabu (20/9/2023).