
SERAYUNEWS-Salah satu tim yang berkompetisi di UEFA Liga Champions (UCL) atau Liga Champions adalah Pafos. Pafos adalah klub dari Siprus yang ke fase utama Liga Champions usai lolos dari fase playoff.
Sejauh ini, hasil yang didapatkan Pafos cukup bagus. Sebagai tim yang tidak terkenal, mereka berada di posisi 20 klasemen sementara Liga Champions. Jika posisi itu bertahan sampai pertandingan ke delapan, maka Pafos akan ke playoff untuk fase babak gugur.
Kiprah Pafos di Eropa dimulai musim lalu. Saat itu, Pafos sebenarnya bermain di Liga Europa. Tapi karena kalah di fase awal, mereka main di Liga Konferensi alias kasta ketiga kejuaraan di Eropa. Performas Pafos di fase liga cukup bagus. Mereka menempati posisi 12 klasemen akhir. Dari enam pertandingan, Pafos menang tiga kali, seri sekali, dan kalah dua kali. Tidak buruk untuk tim debutan di Eropa.
Kemudian, Pafos main di fase playoff menuju 16 besar. Pafos mampu menyingkirkan sesama klub Siprus yakni Omonia. Dalam dua pertandingan Pafos menang sekali dan seri sekali. Performa Pafos hanya sampai di babak 16 besar. Mereka disingkirkan klub Swedia Djurgardens.
Setelah memiliki pengalaman di Eropa musim lalu, di musim ini, Pafos berkesempatan main di kualifikasi Liga Champions. Mereka memulai dari kualifikasi ronde dua. Pafos mampu menyingkirkan klub Israel Maccabi Tel Aviv dengan akumulasi skor 2-1.
Di kualifikasi ronde 3, Pafos mengalahkan raksasa Ukraina Dynamo Kyiv dengan skor akumulatif 3-0. Di fase playoff, Pafos mengalahkan Red Star Belgrade dengan skor akumulatif 3-2. Karena itu Pafos berhak main di fase liga untuk ajang Liga Champions.
Performa Pafos di fase liga tidak buruk-buruk amat. Dalam dua laga tandang, mereka mengantongi dua poin hasil dari dua seri. Di kandang sendiri dalam dua laga, mereka mengantongi tiga poin hasil dari sekali kalah dan sekali menang.
Mereka mampu mengalahkan Villarreal dengan skor 1-0. Satu kekalahan didapatkan dari raksasa Jerman Bayern Munchen. Kalah dari Bayern Munchen di kandang sendiri dengan skor 1-5 tentu dimaklumi bagi klub yang debut di Liga Champions. Tapi kemenangan melawan Villarreal adalah hasil yang menakjubkan.
Masih ada empat laga di fase grup yang tentu tidak mudah. Mereka akan dijamu Monaco dan Slavia Praha. Kemudian menjamu Juventus dan Chelsea. Di atas kertas, peluang Pafos tentu tidak besar. Apalagi, laga kandang melawan dua tim yang cukup mentereng yakni Juventus dan Chelsea.
Namun, bukan tidak mungkin Pafos akan memberikan kejutan di laga Liga Champions. Apalagi, Juventus dan Chelsea tidak dalam kondisi stabil istimewa di musim ini. Bisa jadi Pafos akan mendapatkan hasil yang istimewa.
Pafos datang dengan para pemain yang kurang populer. Mereka juga datang dari Liga Siprus yang tentu juga tidak populer. Tapi mereka mampu berjuang dan untuk sementara, mampu memberikan kejutan di ajang Liga Champions.
Satu nama dari Pafos yang pernah populer di masanya adalah David Luiz. Dia adalah mantan pemain Chelsea, Arsenal, PSG, dan beberapa klub lain. Berposisi sebagai bek, David Luiz juga menjadi andalan Brasil di Piala Dunia 2014 atau kisaran 11 tahun yang lalu.
David Luiz kini sudah berusia 38 tahun, sudah tidak muda untuk ukuran pemain sepak bola. Namun, pengalamannya akan sangat berharga bagi Pafos. Apalagi pengalaman di Liga Champions yang banyak dia rasakan.
Atmosfer Liga Champions bukan hal baru bagi Luiz. Dia pernah merasakannya saat main di Chelsea, PSG, dan beberapa tim lain. Bahkan, dia pernah merasakan gelar juara Liga Champions bersama Chelsea pada 2011-2012. Saat itu, Chelsea yang tidak diunggulkan mampu menjungkalkan Barcelona di semifinal dan mengalahkan Bayern Munchen di final.
Pengalaman berharga itulah yang tentu dibawa Luiz bersama Pafos. Dia bisa menjadi pemompa semangat dan inspirasi bagi pemain Pafos lainnya. Sehingga, Pafos bisa terbang lebih tinggi di ajang sepak bola terakbar antarklub di Eropa.