SERAYUNEWS – Contoh renungan Kamis Putih 2025 tentang kebaikan Tuhan. Kamis Putih menandai dimulainya Tri Hari Suci dalam liturgi Gereja Katolik.
Tahun ini, Kamis Putih jatuh pada 17 April 2025. Hari ini menjadi saat yang penuh makna bagi umat Katolik untuk merenungkan kebaikan Tuhan yang diwujudkan melalui pengorbanan Yesus Kristus.
Dalam suasana hening dan khidmat, umat diajak untuk mengenang Perjamuan Terakhir, merenungkan kasih yang tanpa syarat, serta mempersiapkan hati menyambut Kebangkitan Yesus pada Hari Paskah.
Tri Hari Suci (Triduum Paschale) merupakan rangkaian tiga hari suci yang terdiri dari Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Suci yang berpuncak pada Malam Paskah. Ketiganya menjadi jantung dari iman Katolik yang merayakan sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus.
Kamis Putih, sebagai hari pertama, memperingati momen ketika Yesus mengadakan Perjamuan Terakhir bersama para murid. Pada perjamuan itu pula Yesus membasuh kaki para murid sebagai simbol pelayanan dan kasih. Ia memperlihatkan bagaimana seharusnya manusia saling melayani dengan rendah hati dan kasih yang tulus.
Maka dari itu, Kamis Putih bukan hanya tentang mengenang peristiwa sejarah, tetapi menjadi ajakan bagi setiap umat untuk merenungkan kebaikan Tuhan dan meneladani kasih-Nya dalam kehidupan sehari-hari.
Bacaan Kitab Suci: Yohanes 13:12-15
“Sesudah Ia membasuh kaki mereka dan mengenakan pakaian-Nya kembali, Ia berkata kepada mereka: ‘Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki. Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.'” (Yohanes 13:12-15)
Dalam Perjamuan Terakhir, Yesus tidak hanya memecah roti dan membagikan anggur—tubuh dan darah-Nya yang akan dikorbankan demi keselamatan umat manusia—tetapi juga membasuh kaki para murid sebagai tindakan kasih yang mendalam. Ini bukan hanya tindakan simbolik, melainkan bentuk nyata dari pengorbanan dan pelayanan.
Yesus tidak meminta bayaran atau balasan atas kasih yang Ia berikan. Namun, Ia mengajak kita untuk meneladani kasih itu dalam tindakan nyata. Membalas kebaikan Tuhan bukan berarti mengimbangi pengorbanan-Nya, melainkan menghidupi nilai-nilai Injil: kasih, pengampunan, pelayanan, dan kerendahan hati.
Pada Kamis Putih ini, kita diajak bertanya kepada diri sendiri:
Sudahkah aku membalas kebaikan Tuhan dalam hidupku?
Apakah aku sudah menjadi pribadi yang melayani dan mencintai sesama dengan tulus?
Apakah aku menghidupi ajaran-Nya, atau hanya mengingat-Nya saat perayaan saja?
Biarlah Kamis Putih ini menjadi momentum untuk memperbarui iman, dan mempersiapkan hati menuju Jumat Agung dan kebangkitan Yesus di Hari Paskah.
Kamis Putih menjadi pengingat bahwa Tuhan telah lebih dahulu mengasihi dan melayani. Kini giliran kita untuk membalas kebaikan Tuhan dengan hidup yang mencerminkan kasih-Nya.
Mari jadikan renungan ini sebagai bagian dari persiapan rohani menyambut Hari Raya Paskah. Dengan hati yang terbuka dan iman yang teguh, kita semua akan mengalami sukacita kebangkitan yang sejati.
***