Banjarnegara, serayunews.com
Terkuaknya identitas pasutri korban dukun pengganda uang ini, bermula saat keluarga korban melihat pemberitaan di media massa. Dalam pemberitaan tersebut menyebutkan, ada korban yang diakui oleh tersangka sebagai Irsan dan istrinya.
Berbekal informasi tersebut, keluarga korban mencoba melakukan komunikasi dengan pihak terkait. Hasilnya identitas sepasang suami istri tersebut, mengarah pada Irsad dan istrinya Wahyu Triningsih yang merupakan warga Kabupaten Pesawaran Lampung.
Fatmawati, warga Lampung yang masih keluarga dengan Irsad melalui sambungan ponselnya mengatakan, saat melihat berita tentang adanya penemuan 12 mayat korban pembunuhan dukun pengganda uang di Banjarnegara, dia langsung teringat dengan keluarganya yang menghilang sejak 2021.
Baca juga: [insert page=’polres-banjarnegara-buka-posko-orang-hilang-korban-dukun-pengganda-uang’ display=’link’ inline]
Apalagi, dalam pemberitaan menyebutkan pasangan sumi istri. Terlebih tersangka mengaku, jika korban laki-laki yang dimaksud adalah Irsad dan istrinya, sehingga dia terus bergerak untuk mencari kebenaran informasi tersebut.
“Kami membaca berita di internet dan ada nama Irsad sebagai korban. Jika itu benar, maka korban pasutri ini adalah keluarga kami, apalagi saat itu pamit pergi ke Jawa,” katanya.
Setelah beredarnya pemberitaan ini, dia mencoba mencari kontak seseorang yang sebelumnya sering berhubungan. Ternyata dalam kontak ponsel anaknya, masih menemukan nomor telepon atas nama Slamet.
“Dari situ kami mencoba melacak dengan menggunakan aplikasi pelacak nomor, ternyata nomor tersebut sudah banyak tersimpan dengan nama penipu, dukun Slamet, Penipu Banjar, dan lainnya,” ujarnya.
Baca juga:[insert page=’terungkap-begini-cara-sadis-sang-dukun-pengganda-uang-di-banjarnegara-habisi-para-korbannya’ display=’link’ inline]
Menurutnya, sejak pamit tahun 2021 itu, semua keluarga putus kontak, bahkan anak korban juga tidak bisa menghubunginya. Pihak keluarga mengaku, masih bingung untuk memastikan apakah benar pasangan suami istri yang menjadi korban adalah keluarganya atau bukan. Sebab saat ini, mereka berada di Lampung.
Sementara itu, Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto, membenarkan adanya pelaporan dan aduan masyarakat terkait hal ini. Namun pihaknya masih harus membuktikan, dengan pemeriksaan forensik antara keluarga korban dan korban.
“Saat kami tunjukkan foto korban, tersangka ini mengakui jika itu benar Irsad. Namun kami tetap harus ada bukti otentik dan hasil uji forensik, sebelum menyerahkan jasad pada keluarganya. Jadi sampai saat ini dari 12 jenazah yang ditemukan, baru 1 yang sudah pasti dan diambil oleh keluarganya untuk dimakamkan,” katanya.