SERAYUNEWS– Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali melakukan perombakan atau reshuffle Kabinet Indonesia Maju, dua bulan jelang periode akhir jabatannya. Kebijakan perombakan kabinet itu mendapat sorotan.
Pengamat Politik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Ahmad Sabiq MA memberikan memberikan tanggapan kritis terkait perubahan struktur kabinet menjelang akhir periode kepemimpinan Presiden Jokowi tersebut.
Ahmad Sabiq menilai, reshuffle kabinet di fase akhir masa jabatan presiden bukanlah langkah yang bijaksana. Terkecuali, lanjut dia kondisi kabinet dalam keadaan mendesak atau krisis yang memerlukan penanganan segera.
“Reshuffle kabinet di akhir masa jabatan Presiden bukanlah hal yang lazim, kecuali dalam situasi yang sangat mendesak atau krisis,” ungkap Kepala Laboratorium Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsoed Purwokerto itu, Senin (19/8/2024).
Menurutnya, reshuffle di akhir masa jabatan presiden sering kali tidak efektif dan bisa menimbulkan lebih banyak masalah daripada manfaatnya. Salah satu kekhawatiran utama adalah potensi kontroversi yang bisa muncul akibat perubahan mendadak di kabinet.
“Secara politik, hal ini akan lebih baik dihindari. Kecuali ada alasan yang sangat mendesak dan jelas untuk melakukan perubahan dalam kabinet. Reshuffle di masa-masa akhir bisa lebih menimbulkan kontroversi dibandingkan dengan manfaat nyata,” beber dia.
Dia menjelaskan, ketika ada pergantian menteri di periode akhir, sering kali menimbulkan persepsi negatif di kalangan publik. Publik mungkin merasa bahwa langkah tersebut hanya merupakan upaya politis yang tidak substansial.
Ahmad Sabiq juga menyoroti risiko gangguan terhadap transisi ke pemerintahan berikutnya. Sebab dalam dua bulan terakhir masa jabatan, menteri-menteri baru kemungkinan masih harus beradaptasi dan memahami tugas serta tanggung jawab mereka.
“Menimbulkan persepsi negatif di kalangan publik dan sangat mungkin mengganggu transisi ke pemerintahan berikutnya. Sebab dalam dua bulan itu menteri baru mungkin saja masih sibuk adaptasi dan pengenalan tugas. Jadi ini sesuatu yang tak perlu,” pungkasnya.