
SERAYUNEWS – Masyarakat Indonesia tengah dihebohkan dengan meningkatnya kasus Influenza A dalam beberapa minggu terakhir.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), dari hasil pemeriksaan terhadap 100 spesimen, ditemukan 72 kasus positif Influenza A, sementara hanya 3 kasus yang terkonfirmasi Influenza B.
Data ini menunjukkan dominasi virus tipe A di tengah masyarakat, terutama saat musim pancaroba, di mana perubahan cuaca kerap tidak menentu dan kondisi lingkungan menjadi lembap.
Lonjakan kasus Influenza A tidak terjadi tanpa sebab. Salah satu faktor utama adalah perubahan cuaca ekstrem yang membuat suhu udara menjadi lembap dan tidak stabil. Kondisi seperti ini memungkinkan virus bertahan lebih lama di udara.
Menurut Kemenkes, perubahan iklim seperti saat peralihan dari musim kemarau ke musim hujan merupakan waktu rawan penyebaran penyakit pernapasan, termasuk influenza.
Selain faktor cuaca, penularan Influenza A sangat mudah terjadi melalui percikan air liur (droplet) saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara. Penularan juga bisa berlangsung di tempat umum seperti sekolah, kantor, atau transportasi publik.
Virus ini bahkan dapat bertahan di permukaan benda seperti gagang pintu, meja, atau ponsel selama beberapa jam. Seseorang yang menyentuh benda tersebut lalu menyentuh hidung atau mulut berisiko tertular virus.
Faktor lain yang berkontribusi adalah mutasi virus. Virus Influenza A memiliki banyak subtipe dan kemampuan bermutasi tinggi, membuatnya mudah beradaptasi terhadap sistem kekebalan tubuh manusia.
Hal ini menjelaskan mengapa flu jenis ini bisa muncul berulang kali dengan gejala yang berbeda-beda.
Mengenali gejala Influenza A sejak dini sangat penting agar penanganan bisa dilakukan dengan cepat.
Gejala awal biasanya mirip dengan flu biasa, namun cenderung lebih berat dan muncul mendadak.
Penderita umumnya mengalami demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, batuk, pilek, serta sakit tenggorokan. Rasa lemas dan kehilangan nafsu makan juga sering menyertai.
Pada anak-anak, gejala dapat disertai mual, muntah, atau diare. Sementara pada orang dewasa, flu ini bisa menyebabkan sesak napas, nyeri dada, atau menggigil.
Jika demam tidak kunjung turun setelah tiga hari, atau timbul kesulitan bernapas, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter. Kondisi ini dapat menjadi tanda infeksi yang sudah menyebar ke paru-paru dan berisiko berkembang menjadi pneumonia.
Kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, ibu hamil, serta penderita penyakit kronis (asma, diabetes, gangguan jantung) memerlukan perhatian lebih karena lebih mudah terinfeksi dan mengalami komplikasi serius.
Seperti halnya penyakit lain, pencegahan jauh lebih baik daripada pengobatan.
Kemenkes menyarankan masyarakat untuk melakukan vaksinasi influenza tahunan, terutama bagi kelompok rentan.
Selain itu, kebersihan diri menjadi kunci utama. Berikut langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan:
Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, atau pilek, sebaiknya istirahat di rumah dan hindari kontak langsung dengan orang lain untuk memutus rantai penularan.
Meningkatnya kasus Influenza A di Indonesia menjadi pengingat bahwa virus ini masih mengintai, terutama saat perubahan musim.
Meskipun sebagian besar kasus dapat sembuh dengan perawatan sederhana, kewaspadaan tetap diperlukan untuk mencegah komplikasi yang lebih berat.
Dengan memahami penyebab, gejala, dan langkah pencegahannya, masyarakat dapat lebih siap menghadapi penyebaran penyakit ini dan menjaga kesehatan bersama.