SERAYUNEWS – Ransomware adalah jenis malware yang mengenkripsi data korban, sehingga tidak dapat pemilik akses tanpa kunci dekripsi penyerang.
Biasanya, mereka akan membukanya kembali setelah pembayaran tebusan. Dalam beberapa tahun terakhir, serangan ransomware telah meningkat secara signifikan.
Bahkan, menyerang berbagai sektor mulai dari bisnis hingga lembaga pemerintah. Redaksi akan menyajikan penyebab serangan ransomware.
Tujuan utama dari serangan ransomware adalah untuk mendapatkan keuntungan finansial.
Penyerang menargetkan organisasi atau individu yang memiliki kemampuan membayar tebusan yang besar.
Dengan mengenkripsi data penting, penyerang memaksa korban untuk membayar sejumlah uang, biasanya dalam bentuk mata uang kripto seperti Bitcoin.
Selain uang, penyerang juga bisa bertujuan untuk mengganggu operasional target. Hal ini terjadi dalam kasus serangan oleh kelompok dengan motif politik atau ideologis.
Biasanya, pelaku ingin menciptakan kerusakan maksimal pada organisasi tertentu, seperti lembaga pemerintah atau perusahaan besar.
Beberapa varian ransomware juga mencuri data sebelum mengenkripsinya. Penyerang kemudian mengancam untuk mempublikasikan data sensitif jika tebusan tidak dibayar.
Jadi, itu menambah tekanan pada korban untuk memenuhi tuntutan mereka. Data ini bisa berupa informasi pribadi, rahasia perusahaan, atau bahkan data sensitif pemerintah.
Salah satu metode paling umum untuk menyebarkan ransomware adalah melalui serangan phishing. Penyerang mengirim email yang tampak resmi, lalu menyamar sebagai entitas tepercaya.
Nah, begitu korban mengklik tautan atau lampiran berbahaya, ransomware diinstal di sistem mereka.
Sistem yang tidak diperbarui dengan patch keamanan terbaru sangat rentan terhadap serangan. Penyerang sering mengeksploitasi kerentanan yang sudah diketahui.
Biasanya, dalam perangkat lunak yang belum diperbarui untuk menyusup dan menyebarkan ransomware.
Mengakses jaringan publik tanpa perlindungan VPN bisa membuka celah bagi penyerang untuk memasukkan ransomware ke perangkat.
Jaringan Wi-Fi yang tidak aman memudahkan penyerang untuk memantau aktivitas dan menyusupkan malware.
Menggunakan perangkat lunak bajakan sering kali mengundang risiko besar karena software ini bisa mengandung ransomware yang tersembunyi.
Selain itu, perangkat lunak bajakan tidak menerima pembaruan keamanan resmi, menjadikannya target empuk bagi penyerang.
Serangan ransomware adalah ancaman serius yang terus berkembang dengan motif finansial, politik, dan lainnya.
Penting bagi individu dan organisasi untuk memahami tujuan di balik serangan ini dan mengadopsi langkah pencegahan yang tepat.
caranya seperti, menghindari tautan mencurigakan, memperbarui perangkat lunak secara teratur, dan menggunakan jaringan yang aman.
Dengan meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan, Anda dapat mengurangi risiko menjadi korban ransomware.*** (Umi Uswatun Hasanah)