Banjarnegara, Serayunews.com
“Penyerapan ilmu yang diperoleh melalui pembelajaran jarak jauh paling hanya 60 persen. Apalagi terkait karakter. Karakter hanya efektif ketika diajarkan melalui tatap muka. Karenanya, kita mendorong tatap muka segera dijalankan dengan memerhatikan protokol kesehatan dan situasi masing-masing wilayah,” kata Muhdi.
Menurutnya, terkait rencana pembelajaran tatap muka, dia menilai harus sesuai dengan zonasi PPDB yang sudah berjalan. Dengan zonasi ini, siswa saat sudah bersekolah relatif mengelompok terdekat dengan rumahnya.
Ketua PGRI Banjarnegara Noor Tamami mengatakan, selama pandemi pihaknya tidak tinggal diam. Ia berusaha membantu guru dan tenaga kependidikan yang terdampak pandemi. Untuk kesejahteraan, ia juga berkomitmen untuk memperjuangkan guru honorer dan wiyata bhakti.
“Tiap tahun kita upayakan agar naik kesejahteraannya. Namun mungkin memang tidak langsung banyak, bertahap. Tahun ini insyaallah ada kenaikan sedikit di anggaran perubahan, itu pun nilainya sudah Rp 2 miliar lebih,” katanya.
Ia berharap peran PGRI di Banjarnegara dapat membantu Pemkab untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Banjarnegara.
Sementara itu, Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono mengingatkan kepada para guru, agar lebih giat menanamkan budi pekerti kepada siswa-siswinya.
Generasi masa kini harus dibiasakan hidup dengan bersih, baik kebersihan fisik dalam rangka menghadapi pandemi maupun kebersihan jiwa atau budi pekerti. Selama pandemi ini dia merasa prihatin dengan situasi anak-anak di masa pandemi.
“Anak-anak sekarang pinter-pinter, tapi pinter main game. Maka saya berharap pembelajaran tatap muka segera dilakukan. Para guru harus menekankan budi pekerti dan juga jiwa Pancasila, yang selama pandemi sangat sulit ditanamkan pada siswa,” katanya.
Pada kesempatan tersebut juga diserahkan penghargaan untuk guru berprestasi di Kabupaten Banjarnegara, yang berhasil meraih medali baik emas, perak, maupun perunggu dari berbagai kompetisi pendidikan baik regional maupun nasional.