SERAYUNEWS – Gula merupakan sumber energi utama bagi tubuh, tetapi jika kamu mengkonsumsi secara berlebihan dapat berdampak negatif bagi kesehatan.
Salah satu perdebatan yang sering muncul adalah mengenai perbedaan antara gula buah (fruktosa) dan gula pasir (sukrosa).
Banyak orang menganggap gula buah lebih sehat karena berasal dari sumber alami, tetapi apakah benar demikian?
Artikel ini akan membahas perbedaan antara gula buah dan gula pasir serta dampaknya terhadap kesehatan.
Banyak orang menganggap bahwa gula buah lebih sehat daripada gula pasir, tetapi ini tergantung pada bagaimana dan seberapa banyak konsumsi gula tersebut.
Fruktosa yang terkandung dalam buah-buahan tidak berbahaya jika dalam jumlah wajar karena mengandung serat alami.
Hal ini membantu mengatur penyerapan gula ke dalam darah dan mencegah lonjakan kadar gula darah.
Selain itu, fruktosa juga mengandung vitamin, mineral, dan antioksidan, yang mendukung kesehatan tubuh.
Kemudian, ini membantu menjaga rasa kenyang lebih lama, sehingga mengurangi risiko makan berlebihan.
Sebaliknya, fruktosa dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti obesitas, resistensi insulin, dan perlemakan hati jika berlebihan.
Meskipun keduanya memberikan rasa manis, gula buah dan gula pasir memiliki perbedaan mendasar dalam struktur kimia, sumber, serta cara tubuh mencerna.
a. Gula Buah (Fruktosa)
Gula buah atau fruktosa adalah jenis gula alami dalam buah-buahan, madu, dan beberapa sayuran.
Fruktosa juga berguna dalam industri makanan sebagai pemanis dalam bentuk sirup jagung tinggi fruktosa (high-fructose corn syrup atau HFCS).
Untuk penyerapannya, fruktosa cenderung lebih lambat daripada sukrosa, terutama dalam bentuk buah utuh yang mengandung serat.
b. Gula Pasir (Sukrosa)
Gula pasir atau sukrosa adalah kombinasi dari dua jenis gula sederhana, yaitu glukosa dan fruktosa dalam perbandingan 50:50.
Sukrosa berasal dari tebu atau bit gula dan sering menjadi pemanis tambahan dalam makanan dan minuman.
Dalam proses pencernaan, enzim dalam usus memproses sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa sebelum masuk ke aliran darah.
Sukrosa ini memiliki kecepatan penyerapan tinggi saat masuk ke dalam darah, sehingga menyebabkan lonjakan gula darah yang signifikan.
Sukrosa atau gula pasir memiliki dampak negatif yang lebih pasti terhadap kesehatan karena dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat, memicu resistensi insulin, dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Gula sukrosa juga dapat menyebabkan kecanduan, karena konsumsi berlebihan dapat meningkatkan keinginan makan makanan manis secara terus-menerus.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebaiknya saat konsumsi gula tambahan termasuk sukrosa dan fruktosa dari sirup jagung, tidak lebih dari 10% dari total asupan kalori harian.
Idealnya, kurang dari5% untuk manfaat kesehatan yang lebih baik.
Baik gula buah maupun gula pasir sama-sama bisa memberikan energi bagi tubuh, tetapi efeknya terhadap kesehatan sangat berbeda.
Gula buah dalam bentuk alami (buah-buahan) lebih sehat karena mengandung serat dan nutrisi tambahan yang membantu mengatur metabolisme gula.
Namun, fruktosa dalam bentuk olahan seperti sirup jagung tinggi fruktosa dapat berdampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan.
Sementara itu, gula pasir lebih cepat meningkatkan kadar gula darah dan sering berkaitan dengan obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.
Oleh karena itu, membatasi konsumsi gula tambahan dan lebih memilih sumber alami seperti buah segar adalah pilihan yang lebih sehat.
Jika ingin mengonsumsi sesuatu yang manis, lebih baik memilih buah utuh daripada makanan dan minuman dengan gula tambahan.
Dengan memahami perbedaan ini, kamu dapat membuat pilihan yang lebih bijak untuk kesehatan jangka panjang.***