SERAYUNEWS – Mengetahui perbedaan antara pengawasan institusional dan pengawasan motivasional adalah pengetahuan yang penting.
Pengawasan adalah fungsi vital dalam manajemen yang bertujuan memastikan bahwa tujuan organisasi tercapai sesuai rencana.
Meskipun keduanya bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi, mereka menggunakan pendekatan yang berbeda.
Langkah pertama adalah menetapkan standar yang jelas untuk mengukur kinerja. Standar ini dapat berupa target keuangan, kualitas produk, efisiensi operasional, atau standar perilaku kerja.
Standar ini memberikan panduan yang jelas bagi karyawan tentang apa yang diharapkan dari mereka.
Setelah standar ditetapkan, langkah berikutnya adalah mengukur kinerja aktual terhadap standar tersebut.
Proses ini melibatkan pengumpulan data dan informasi yang relevan, biasanya melalui observasi langsung, laporan, atau sistem pengukuran lain yang ada di organisasi.
Setelah kinerja diukur, hasilnya harus dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Pada tahap ini, manajemen akan melihat apakah ada perbedaan atau deviasi antara kinerja aktual dan yang diharapkan.
Jika kinerja melebihi standar, ini bisa menjadi indikator keberhasilan. Namun, jika kinerja berada di bawah standar, diperlukan tindakan korektif.
Langkah terakhir adalah melakukan tindakan korektif jika diperlukan. Jika terdapat perbedaan signifikan antara kinerja dan standar, manajemen harus mengambil langkah untuk mengatasi masalah yang ada.
Tindakan ini bisa berupa pelatihan, perubahan prosedur, atau memberikan insentif agar karyawan dapat bekerja sesuai standar yang diinginkan.
Pengawasan institusional dilakukan oleh institusi pengawas yang memiliki wewenang resmi untuk meneliti, menyelidiki, dan menemukan hal-hal yang kurang efektif atau tidak sesuai dengan standar.
Pelaku pengawasan ini biasanya ialah pihak eksternal yang memiliki otoritas legal, seperti lembaga pemerintah atau badan pengawas independen. Berikut adalah ciri-ciri pengawasan institusional:
Pengawasan institusional memberikan keamanan dan kontrol yang kuat karena berfokus pada kepatuhan terhadap hukum dan regulasi.
Namun, pendekatan ini cenderung formal dan kaku, serta lebih berfokus pada hasil akhir dibandingkan proses pengembangan internal.
Pengawasan motivasional lebih berfokus pada aspek internal perusahaan dengan tujuan memotivasi karyawan agar bekerja lebih efektif dan produktif.
Pelaku pengawasan ini adalah pihak internal seperti pemilik bisnis, manajemen, atau jajaran petinggi yang memiliki wewenang di dalam organisasi. Berikut adalah ciri-ciri pengawasan motivasional:
Demikian perbedaan antara pengawasan institusional dan pengawasan motivasional. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda.***