Purbalingga, serayunews.com
Bupati Tiwi memimpin langsung upacara peringatan HMPI 2021. Dalam pidatonya, dia mengajak masyarakat untuk bersama-sama ikut menjaga kelestarian lingkungan. Di antaranya melalui penanaman pohon, sebagai bentuk konservasi.
“Pohon sangat penting untuk konservasi mata air,” ujarnya dalam pengarahan apel Hari Menanam Pohon Indonesia di kompleks Lokawisata Curug Sumba, Tlahab Kidul, Karangreja, Minggu (28/11/2021).
Acara peringatan HMPI ini dilakukan bersama dengan para pegiat alat lintas komunitas. Mengusung tema ‘Nguri-uri Tuk’, dilakukan penanaman 1000 batang pohon. Mulai dari jenis beringin, pulai, bambu, dan juga tanaman buah.
“Saya terima kasih dan apresiasi para pegiat alam. Benar, kelestarian alam adalah tanggung jawab kita bersama,” ujarnya.
Tiwi yang hadir didampingi suami Riza Diansyah, mengatakan bahwa menanam pohon juga sebagai bentuk investasi. Manfaatnya tidak hanya dirasakan saat ini, tapi juga mewarisi anak cucu kelak. Sebab ketersediaan mata air tetap terjaga untuk jangka panjang. Selain itu, manfaat tanaman tentu bisa mengurangi emisi karbon. Menjadikan udara tetap sejuk dan sehat.
“Kita jaga alam ini kita ini, untuk kita sendiri dan juga anak cucu kita kelak,” ucapnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Priyo Satmoko menjelaskan acara tersebut juga sekaligus menyongsong Hari Jadi Kabupaten Purbalingga ke 191. Kegiatan penanaman, kata dia, dilakukan di empat desa yaitu Tlalab Kidul, Tlagayasa, Ponjen dan Dagan.
Sementara itu, koordinator komunitas pecinta alam Rully Suyitno mengapresiasi kehadiran Bupati Tiwi.
“Kami menyambut baik dukungan pemerintah dalam upaya kelestarian lingkungan,” ujarnya.
Sebelumnya, ujar dia, pecinta alam lintas komunitas sudah kerap melakukan penanaman pohon secara swadaya.
“Kalau hari ini kami sekitar 250 orang yang ikut serta dalam kegiatan penanaman pohon di empat desa,” katanya.
Malam sebelum acara pegiat alam juga menggelar sarasehan dengan tajuk ‘Pecinta Alam Purbalingga Ngapain Sih?’ yang menghadirkan narasumber Gunanto ES (Ketua Ekspedisisi Sisik Naga), Muhammad Kholik (Griya Petualang Indonesia), Teguh Pratomo (PPA Gasda) dan Rully Suyitno (PPA Mayapada).