SERAYUNEWS – Peristiwa kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Banyumas, meningkat pada beberapa bulan terakhir. Potensi terjadinya kebakaran meningkat, akibat kondisi cuaca kemarau panjang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Budi Nugroho melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Andi Risdianto, membenarkan terjadinya peningkatan kasus tersebut.
“Apalagi sekitar dua bulan terakhir ini, panas yang sangat menyengat menjadikan rumput dan ranting kering mudah terbakar,” katanya, Rabu (18/10/2023).
Berdasarkan data BPBD Banyumas, sampai saat ini sudah terjadi 16 kali kebakaran hutan dan lahan. Total lahan dan hutan yang terbakar, mencapai 31 hektar.
Peristiwa kebakaran itu, tersebar hampir di seluruh wilayah kecamatan. Setidaknya ada 16 lokasi yang mengalami karhutla seperti di hutan di wilayah Cilongok, Lumbir, Ajibarang, Kebasen, Rawalo.
“16 peristiwa itu, terjadi di 10 wilayah kecamatan,” katanya.
BPBD tidak bisa memastikan, apa penyebab utamanya. Tetapi pada umumnya, kebanyakan karena kondisi cuaca yang sangat terik dan kering. Sedangkan faktor kelalaian petani atau penggarap, tidak bisa terkonfirmasi.
Warga yang mengalami krisis air bersih, juga semakin bertambah. Sampai saat ini, tercatat ada 73 ribu jiwa mengalami krisis air bersih.
“Total sudah ada 73.584 jiwa terdampak kekeringan,” kata Budi Nugroho.
Jumlah 73 ribu jiwa itu tersebar di 60 Desa, pada 18 Kecamatan di Kabupaten Banyumas. Memenuhi kebutuhan air bersih untuk warga terdampak, BPBD Banyumas sudah mendistribusikan sebanyak 1.030 tangki.