SERAYUNEWS- Al-Quran merupakan kitab suci umat islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad 14 abad yang lalu, melalui perantara malaikat Jibril. Saat itu, beliau sedang menyepi di Goa Hira pada bulan Ramadan.
Peristiwa tersebut dalam Islam disebut dengan peristiwa Nuzululqur’an. Nuzululqur’an merupakan peristiwa yang besar bagi kaum Muslim. Oleh karena itu, kaum Muslim selalu memperingati terjadinya peristiwa ini.
Berikut ini dalil, sejarah, serta hikmah peristiwa Nuzululqur’an.
Ada beberapa dalil yang para ulama sebut menjadi dasar dari pendapat yang mengatakan bahwa kitab suci Al-Qur’an diturunkan pada ulan Ramadan.
Salah satunya Firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah.
{شهر رمضان الذي أنزل فيه القرآن هدى للناس و بينات من الهدى و الفرقان}
Artinya, “ Bulan Ramadan merupakan bulan yang dimana Al-Qur’an, yang menjadi pentunjuk bagi manusia dan penjelasan (atas pentunjuk tersebut) serta pembeda (antara yang baik dan buruk).”
Berdasarkan potongan ayat di atas kita bisa melihat bahwasa Allah SWT menyebutkan memang Al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadan. Inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa bulan ini disebut dengan syahrul qur’an dan kita dianjurkan untuk memperbanyak interaksi kita dengan Al-Qur’an pada bulan suci ini.
Selain Firman Allah, ada juga hadis riwayat Imam Ath-Thabrani dan Abu Syaibah yang menegaskan turunnya Al-Qur’an pada bulan suci Ramadan.
[عن زيد بن أرقم رضي الله عنه قال: ما أشك ولا أمتري أنها ليلة سبع عشرة من رمضان ليلة أنزلالقرآت]
Artinya, “Dari Zaid bin Arqam ra. beliau berkata: aku tidak ragu bahwa malam 17 Ramadan.” (HR. Ath-Thabrani dan Abu Syaibah)
Turunnya Al-Qur’an tidak secara sekaligus dalam satu waktu. Akan tetapi, ada beberapa tahapan sampai pada akhirnya diwahyukan kepada Rasulullah dengan perantara malaikat Jibril AS.
Berikut Ini Tahapan Turunnya Al-Qur’an.
1. Tahapan pertama
Pada tahapan pertama ini, Al-Qur’an yang akan Allah turunkan kepada Rasulullah, Allah persiapkan dan ditulis pada lauhul mahfudz atau kitab yang terjaga di sisi Allah.
2. Tahap kedua
Pada tahapan kedua ini, Allah turunkan Al-Qur’an secara keseluruhan dari lauhul mahfudz ke langit paling bawah atau langit dunia.
Menurut para ulama tahapan ini yang terjadi pada saat Laitulqadar sebagaimana firman Allah pada Surat Al-Qadr:
{إنآ أنزلنه في ليلة القدر}
Artinya, “Sesungguhnya kita telah menurunkan Al-Qur’an pada malam lailatul qadr.”
3. Tahapan ketiga
Pada tahapan inilah Al-Qur’an yang sudah Allah turunkan ke langit dunia. Allah wahyukan dengan perantara Jibril AS kepada Rasulullah SAW secara berangsur-angsur.
Tahapan ketiga ini menurut para ulama adalah yang terjadi pada tanggal 17 Ramadan, ketika Rasullah sedang menyepi di Gua Hira.
1. Turun secara berangsur-angsur
Salah satunya adalah Allah ingin menunjukkan kepada kita bahwa Al-Qur’an itu merupakan pedoman utama bagi kehidupan kita. Oleh karena itu, Allah turunkan Al-Qur’an kepada Rasulullah sesuai dengan kondisi yang Rasulullah hadapi, sebagai isyarat bahwasanya Al-Qur’an itu selalu relevan untuk menjadi jawaban bagi masalah yang muncul dalam kehidupan.
2. Meningkatkan ketaqwaan dan keimanan kepada Allah SWT
Peringatan Nuzululqur’an merupakan peristiwa yang istimewa umat Islam, karena pada peristiwa ini Al-Qur’an yang merupakan kitab suci pedoman umat islam Allah turunkan kepada Rasulullah SAW.
Dengan memahami makna dan sejarah turunnya Al-Qur’an, kita dapat lebih mencintai kitab suci ini serta memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya.
3. Semakin mendekatkan diri dengan Al-Qur’an
Peristiwa ini seringkali umat Muslim peringati dengan tadarus bersama, mengkaji Al-Qur’an bersama, bahkan ada juga yang mengadakan tabligh akbar. Pada dasarnya peristiwa ini menjadi momentum yang amat penting, di mana kaum Muslim berkumpul membaca dan mengkaji Al-Qur’an. Dengan kegiatan seperti ini, harapannya dapat meningkatkan kedekatan dengan Al-Qur’an.
Itu tadi sedikit penjelasan tentang dalil, tahapan, serta hikmah dari Nuzululqur’an. Semoga dengan mengetahui beberapa hal tadi dapat menjadikan diri kita menjadi lebih dekat lagi dengan kitab suci, serta lebih semangat dalam mempelajari dan mengamalkan ajaran-ajaran yang ada di dalamnya. *** (Muhammad Abdurrahman, Mahasiswa di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir)
.