SERAYUNEWS– Pemerintah Kabupaten Cilacap melalui Dinas Pertanian terus melakukan pengawasan terhadap kesehatan hewan ternak termasuk hewan kurban yang masuk ke Kabupaten Cilacap. Hal ini untuk mengantisipasi masuknya sejumlah penyakit seperti penyakit mulut kuku (PKM), lumpy skin disease (LSD), dan antraks, menjelang Hari Raya Iduladha 1445 H.
Hal itu disampaikan Kapala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Slamet Sugino. Dia menjelaskan bahwa saat ini masih dalam status waspada dan mengantisipasi terhadap penularan 3 jenis penyakit ternak tersebut.
“Kita masih status waspada untuk penyakit antraks. Kami imbau kepada para penyuplai atau peternak musiman untuk tidak mengambil ternak yang di daerah tertular atau endemis antraks di sekitar Gunung Kidul sampai Pacitan dan lainnya. Karena beberapa saat lalu ada indikasi antraks,” ujarnya, Jumat (24/5/2024).
Sedangkan untuk penyakit PMK dan LSD, lanjut Slamet, menyebut bahwa kedua penyakit tersebut masih terdapat laporan di Cilacap. Namun tidak semasif dua tahun lalu dan kini jumlahnya terus menurun serta dapat dikendalikan.
“Mengenai penyakit PMK dan LSD masih ada laporan di Cilacap, meskipun tidak seperti dua sampai satu tahun yang lalu karena persebarannya semakin masif, namun masih bisa ditangani oleh petugas kita,” ujarnya.
Untuk permintaan hewan kurban juga dinilainya meningkat. Hal itu berdasarkan tren dari tahun ke tahun yang selalu meningkat. Berdasarkan catatan petugas, jumlah hewan kurban tahun 2022 sebanyak 19.063 ekor dan tahun 2023 sebanyak 19.765 ekor, terdiri dari sapi, kambing dan domba.
“Kalau terkait dengan minat di pasar berdasarkan tren dari tahun ke tahun selalu meningkat. Untuk ternak sapi biasanya kalau stok yang dari Cilacap berkurang biasanya tersuplai dari kabupaten tetangga seperti Banyumas atau Banjarnegara yang menyuplai melalui para pedagang, tapi selama ini stok masih aman,” ujarnya.
Untuk populasi hewan ternak di Kabupaten Cilacap saat ini sekitar 217.122 ekor. Dari jumlah itu, populasi sapi sekitar 16.000 ekor, kambing 160.000 ekor, dan domba 40.000 ekor.
“Menjelang Idul Adha biasanya para peternak musiman sudah mulai memasukkan hewan sebelum Ramadan sudah dimasukkan kemudian ditemukan di Cilacap dalam jangka waktu sekitar 3 sampai 6 bulan untuk dijual pada saat Idul Adha,” terangnya.
Terkait dengan harga menjelang Idul Adha juga biasanya mengalami kenaikan, untuk Sapi Simental kisaran harga Rp22 juta sampai Rp30 juta, kambing Rp2,5 juta sampai Rp4 juta.
Sebelum Idul Adha, pihaknya juga akan melakukan monitoring ke berbagai tempat penampungan/depot hewan kurban untuk memastikan kondisi hewan kurban yang dijual oleh pengepul atau peternak.
Selain itu, pihaknya juga menyiagakan 160 orang petugas dari Dinas Pertanian kolaborasi dengan petugas kelurahan/desa untuk memantau pemotongan hewan kurban sebelum dipotong, untuk mencegah hal-hal yang membahayakan.