SERAYUNEWS-Pertamina semakin solid memperkuat ekosistem Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bahan bakar penerbangan ramah lingkungan melalui sinergi bisnis hulu ke hilir. Hal ini turut ditegaskan oleh Direktur Strategi Portofolio dan Pengembangan Usaha Pertamina A. Salyadi Saputra.
“Komitmen Pertamina sesuai dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia untuk mendukung swasembada energi melalui roadmap Sustainable Aviation Fuel . Di Indonesia, pemerintah secara bertahap akan mewajibkan penggunaan 1% SAF di 2027 dan akan meningkat sampai dengan 12,5% di 2040,” ujar Salyadi, Kamis (16/1/2025).
SAF memang didapuk sebagai salah satu solusi paling efektif menurunkan emisi di industri penerbangan, dengan adanya pertumbuhan perjalanan transportasi dan kargo udara di periode mendatang. Maka, awali tahun 2025, (16/1/2025) Pertamina bersama anak usahanya Kilang Pertamina Internasional, Pertamina Patra Niaga, serta Pelita Air Service mantap teken kerjasama penguatan ekosistem SAF bertempat di Kilang Hijau Cilacap.
Pertamina memiliki lini bisnis hulu ke hilir yang mampu mendukung rantai pasok SAF secara komprehensif. Sinergi ini mencakup riset dan inovasi, produksi SAF, pemasaran SAF, penggunaan SAF, hingga menciptakan multiplier effect dengan pemberdayaan masyarakat.
Dari sisi riset dan inovasi, sejak tahun 2010, Pertamina telah mengembangkan katalis yang mampu mengolah Used Cooking Oil (UCO) atau minyak jelantah untuk diolah sebagai SAF sesuai standar American Society for Testing and Materials (ASTM) Internasional. Pada tahun 2024, katalis ini telah terbukti secara teknis melalui uji coba skala pilot di laboratorium Technology Innovation.
Dari sisi produksi SAF, Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), sudah melakukan aktivitas pengembangan SAF sejak tahun 2020 termasuk melalui Kilang Hijau Cilacap. Tahun 2023, SAF yang diproduksi di Kilang Cilacap dipakai dalam joy flight pada penerbangan komersial Garuda tujuan Jakarta – Solo.
Tahun 2024, SAF yang dihasilkan Kilang Cilacap sukses memperoleh sertifikasi internasional “ISCC CORSIA” (International Sustainability and Carbon Certification – Carbon Offsetting and Reduction Scheme For International Aviation) di tingkat regional Asia Tenggara.
Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman menegaskan bahwa sebagai pelopor produsen SAF berkualitas, SAF produksi KPI akan memberikan multiplier effect antara lain mendukung katalis berkelanjutan, memperkuat produksi katalis dalam negeri dan menjadi SAF pertama yang diproduksi di Indonesia dan tersertifikasi secara internasional.
Dari sisi pemasaran SAF, Pertamina melalui Pertamina Patra Niaga (PPN) terus meningkatkan kapabilitas dalam bisnis trading SAF. PPN telah memperoleh sertifikasi sustainability internasional ISCC CORSIA dan EU sebagai trader. Puncaknya, pada event Bali International Air Show September 2024, PPN melakukan trial penjualan SAF kepada customer airline di event tersebut.
Di sektor pengguna aviasi, Pertamina melalui maskapai Pelita Air Service (PAS) turut berkomitmen menggunakan SAF sebagai implementasi aksi dekarbonisasi yang berkontribusi mengurangi industri penerbangan secara umum. Beberapa program yang didukung PAS antara lain zero emision flight menggunakan carbon credit, efisiensi operasional dan program carbon offset lainnya.
Sinergi bisnis Pertamina untuk perkuat ekosistem SAF dijalankan dengan pemberdayaan masyarakat. Melalui kegiatan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan, KPI kelola program “Bank Sampah Beo Asri”, tak kurang dari 2978 KK di Cilacap diberdayakan sebagai pengumpul minyak jelantah.
Hasil minyak jelantah yang dikumpulkan akan diproses lanjut dengan filtrasi untuk mengurangi kandungan pengotor sebelum diproses menjadi SAF. Pengumpulan juga dilakukan di lingkungan rumah dinas pekerja Kilang Cilacap.
Selain itu, mulai pertengahan Desember 2024, PPN pun melakukan inisiasi sebagai komitmen energi berkelanjutan dengan menggagas program Green Movement UCO dengan pengelolaan collection box minyak jelantah di 7 titik yang tersebar RS IHC Pertamina, RS Pelni serta SPBU di wilayah Jabodetabek & Bandung yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menukar minyak jelantah rumah tangga.
Melalui semua upaya tersebut, Pertamina optimis dapat berkontribusi untuk mencapai visi Net Zero Emission di industri penerbangan. Kedepannya, Pertamina akan proaktif melakukan sinergi dengan stakeholder untuk terus menjaga Asta Cita swasembada energi dengan berorientasi pada energi ramah lingkungan.