“Saya senang sekali, hari ini pesawat Citilink berhasil mendarat dari Surabaya. Membawa 34 penumpang dan ini pendaratan pertama komersial di Bandara Jenderal Soedirman ini. Ini mimpi besar sejak puluhan tahun dan hari ini terlaksana. _The dream come true_ (mimpi itu menjadi nyata),” kata Ganjar.
Ia ingat betul bagaimana proses panjang yang harus dilewati untuk menjadikan Bandara Jenderal Soedirman seperti saat ini. Bahkan, pembahasan mengenai bandara itu sudah dilakukannya sejak dirinya masih menjadi anggota DPR RI.
“Sejak saya jadi DPR, sejak pak Triyono masih jadi bupati (Purbalingga). Alhamdulillah sejarah panjang itu hari ini terwujud dan sudah ada pesawat yang mendarat,” terangnya.
Selain memudahkan mobilitas masyarakat, Ganjar berharap keberadaan bandara baru itu menjadi awal yang baik untuk peningkatan ekonomi di wilayah Jateng bagian tengah.
“Mudah-mudahan ini awal yang baik untuk peningkatan ekonomi di wilayah ini. Tak hanya Purbalingga, tapi juga daerah sekitarnya seperti Banjarnegara, Banyumas, Pemalang, Cilacap, Kebumen dan lainnya,” pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Bandara Jenderal Soedirman Purbalingga telah diresmikan sebagai bandara komersial pada Selasa (1/6/2021). Dan hari ini, Kamis (3/6/2021) penerbangan komersial perdana berhasil dilakukan dengan selamat.
Maskapai yang siap melakukan penerbangan adalah Citilink. Perjalanan yang dilayani adalah Bandara Juanda Surabaya-Purbalingga-Halim Perdanakusuma Jakarta. Jadwal penerbangan dilayani seminggu dua kali, yakni Kamis dan Sabtu.
Disambut Antusias Warga Purbalingga
Ada yang menarik saat Pesawat Citilink jenis ATR itu berhasil mendarat mulus di Bandara Jenderal Besar Soedirman Purbalingga, pada Kamis (3/6/2021) pagi. Di luar bandara, ratusan warga Purbalingga bersorak-sorai menyambut pendaratan pesawat komersil perdana itu di sana.
Pada kesempatan itu, Ganjar bersama Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi dan jajaran pejabat penting lainnya menyambut para penumpang. Sang pilot dan salah satu penumpang mendapat kehormatan berupa pengalungan bunga oleh Ganjar dan Tiwi.
“Senang sekali rasanya. Alhamdulillah sudah ada bandara di sini, dan kami jadi penumpang pertama. Apalagi, ini disambut langsung sama pak Ganjar. Senang sekali rasanya,” kata Aditya (35), salah satu penumpang yang baru turun dari pesawat.
Aditya yang biasa kerja di Surabaya biasanya pulang kampung ke Purbalingga menggunakan moda kereta api atau bus. Perjalanan yang harus ditempuhnya bisa 9-10 jam.
“Tapi sekarang cepat, tadi saja cuma satu jam lebih sedikit. Jadi membantu sekali, lebih cepat. Jadi, saya kali ini mengajak anak saya ini, baru pulang kampung pertama kali buat anak saya, karena naik pesawat, jadi lebih nyaman saya mengajaknya,” ucapnya.
Tak hanya Aditya, sejumlah penumpang yang hendak menaiki pesawat juga sudah tak sabar menantikan kedatangan di terminal. Salah satunya Linto (41). Bersama istri dan anaknya yang masih kecil, Linto begitu antusias saat melihat pesawat yang akan dinaikinya ke Jakarta telah mendarat.
“Saya mau ke Jakarta, ini baru pertama naik pesawat dari Purbalingga ke Jakarta. Biasanya naik kereta, travel atau bus. Susah sekali, lama waktunya,” ucapnya.
Namun kerepotan itu kini sudah teratasi. Dengan adanya bandara di daerahnya, ia lebih mudah bepergian ke Jakarta dan sekitarnya.
“Bangga sekali Purbalingga punya bandara sebagus ini. Sekarang mau kemana-mana jadi gampang, waktunya lebih singkat dan cepat. Harapannya nanti lebih banyak maskapainya, tidak hanya satu,” ucapnya.