“Ada kejanggalan berkaitan dengan surat dukungan. Surat dukungan itu jumlahnya 83, tapi cabor yang ada atau suara sah itu 66 versi mereka, termasuk cabang yang baru itu versi mereka semua. Itu saya tidak mempermasalahkannya, tetapi tim verifikasi ini jangan sampai orang-orang yang duduk di dalam KONI (Banyumas, red) semua. Boleh, ada yang duduk di dalam KONI, tetapi harus ada saksi ahli, sebagai parameter, validitas, barometer, tolok ukur yang sah suatu dokumen,” ujar Sutarno saat dikonfirmasi serayunews.com, Selasa (2/3).
Sutarno menjelaskan, bahwa Ketua TPP yakni Bambang Widodo atau yang akrab di sapa Dodit, merupakan Ketua TPP, kemudian wakil Ketua KONI pada saat kepemimpinan Bambang Setiawan.
“Pak Dodit juga ketua Cabor (cabang olahraga, red), dari situ seperti ada rencana panjang, seakan-akan mendulang surat dukungan, kalau dibilang saya suudzon atau alibi silakan, tetapi wajar dong jika dianggap tidak netral,” kata dia.
Pada saat pebahasan surat permohonan yang diajukan pihaknya ke Kepala Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas, di Kantor Dinporabudpar Kabupaten Banyumas, ada informasi bahwa situasi di lokasi itu sempat memanas. Bahkan sempat ada adu urat nadi.
“Sempat ada ketegangan, tetapi saya pribadi tidak tegang,” ujarnya.
Terkait pengunduran diri TPP, Sutarno mengaku, itu merupakan hak mereka. Namun, jika memang proses pemilihan dilanjutkan kembali, harus ada tim independen. Sehingga pemilihan bisa lebih terlihat netral dan tidak ada kecurigaan berbagai pihak.