
SERAYUNEWS – Lonjakan perjalanan akhir tahun kembali terjadi, dan puncak arus mudik Nataru 2025 diprediksi jatuh pada 24 Desember 2025.
Berdasarkan survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kemenhub, masyarakat yang akan bepergian pada periode ini mencapai 119,5 juta orang, atau sekitar 42% penduduk Indonesia.
Angka ini menjadi sinyal penting agar masyarakat merencanakan perjalanan secara cermat, terutama karena sebagian besar pemudik memilih moda transportasi darat yang rentan menimbulkan kemacetan.
Kementerian Perhubungan mencatat setidaknya 17,18 juta perjalanan akan terjadi pada hari puncak mudik.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menegaskan kesiapan pemerintah dalam menghadapi lonjakan rata-rata tahunan ini.
“Pemerintah telah memastikan kesiapan sarana dan prasarana transportasi selama masa Nataru 2025/2026. 35 ribu lebih moda transportasi siap melayani perjalanan masyarakat,” ujar Menhub Dudy melalui rilis resmi pada 8 Desember 2025.
Sebagai pembanding, puncak arus balik diprediksi terjadi pada 2 Januari 2026, dengan estimasi 20,81 juta perjalanan, lebih tinggi dibanding fase keberangkatan.
Selain tanggal puncak utama pada 24 Desember 2025 dan 2 Januari 2026, terdapat dua hari lain yang perlu diperhatikan karena berpotensi menimbulkan kepadatan tinggi:
Ketiga tanggal tersebut diprediksi menjadi titik krusial pada seluruh simpul transportasi, mulai dari tol Trans-Jawa, stasiun besar, hingga bandara utama.
Sebagai catatan tambahan, Yogyakarta diproyeksikan menjadi destinasi favorit nasional, dengan 5,15 juta pergerakan, disusul Bandung, Malang, Bogor, dan Denpasar.
Lonjakan menuju kota-kota wisata ini perlu diantisipasi oleh masyarakat yang menuju atau melintasi daerah tersebut.
Untuk menjaga kelancaran mobilitas, pemerintah menyiapkan 35.497 armada, mencakup:
Menhub Dudy menjelaskan bahwa pengecekan armada dilakukan intensif.
“47.187 kendaraan angkutan darat telah dirampcheck, 816 kapal laut laik operasi, serta 3.333 sarana kereta api memenuhi standar keselamatan,” ujarnya.
Kebijakan pendukung lainnya meliputi pembatasan angkutan barang, e-ticketing kapal penumpang, pembentukan posko operasional, hingga diskon tarif angkutan—mulai dari potongan 30% kereta non-PSO hingga diskon tarif pesawat 13–14%.
Akhir tahun dikenal sebagai periode cuaca ekstrem. Curah hujan tinggi dapat mengganggu penerbangan, penyeberangan laut, maupun perjalanan darat. Karena itu, koordinasi lintas sektor menjadi fokus pemerintah.
“Koordinasi dengan BMKG dan Basarnas dilakukan secara real time, termasuk kesiapan personel dan peralatan pada titik rawan bencana,” kata Menhub.
Sementara itu, potensi kepadatan jalur darat terlihat pada ruas tol:
Rekayasa lalu lintas seperti contraflow dan one-way berpeluang diterapkan jika kondisi lapangan memerlukan.
Beberapa langkah sederhana dapat membantu perjalanan lebih aman dan nyaman:
1. Cek kondisi kendaraan
Pastikan rem, ban, lampu, dan oli dalam kondisi prima.
2. Gunakan rute alternatif
Terutama jika melintasi koridor padat seperti tol Trans-Jawa atau Trans-Sumatra.
3. Pesan tiket transportasi umum lebih awal
Permintaan biasanya melonjak drastis menjelang 24 Desember.
4. Pantau cuaca dan informasi resmi
Ikuti update dari Kemenhub, BMKG, dan kepolisian untuk mengurangi risiko perjalanan.
5. Hindari tanggal puncak jika memungkinkan
Perjalanan satu hari lebih cepat atau lebih lambat dapat memangkas waktu tempuh secara signifikan.
Dengan proyeksi pergerakan lebih dari 17 juta orang pada hari puncak, puncak arus mudik Nataru 2025 menjadi momen penting yang perlu diantisipasi sejak jauh hari.
Pemahaman terhadap tanggal-tanggal rawan, kesiapan armada nasional, serta kondisi cuaca dapat membantu masyarakat mengambil keputusan perjalanan yang lebih cerdas.
Dengan perencanaan tepat, libur akhir tahun dapat dinikmati dengan lebih aman dan nyaman.