Dijelaskan Eko, RU IV Cilacap memegang peran yang sangat penting dan strategis mengingat statusnya sebagai kilang terbesar di Indonesia. “Kapasitas olah crude (minyak mentah) di Cilacap mencapai 348 ribu barrel per hari atau sekitar 33,4 persen dari kapasitas kilang Nasional dan menopang 60 persen kebutuhan BBM di pulau Jawa,” ujarnya.
Lebih lanjut, pada masa Nataru ini Eko memastikan operasional kilang Cilacap tetap berjalan aman dan normal. “Dengan sumber daya lebih dari 2.500 pekerja dan mitra kerja, kami berkomitmen mengemban amanah dan tanggung jawab penuh menjaga keberlangsungan operasional kilang. Baik di saat normal, terlebih di masa Nataru yang diperkirakan terjadi kenaikan permintaan BBM dan LPG di masyarakat,” ungkap Eko.
Masih kata Eko, kilang sebagai obyek vital Nasional merupakan aset penting yang harus dijaga bersama pengamanannya agar operasional tidak mengalami gangguan dari hal-hal yang tidak diharapkan. “Dengan operasional normal serta budaya HSSE yang menjadi pegangan seluruh pekerja dan mitra akan berbanding lurus dengan produktifitas sehingga pasokan BBM dan LPG ke terminal BBM juga akan berada dalam kondisi aman,” imbuhnya.
Untuk itu Eko juga menyampaikan bahwa setiap pekerja Pertamina harus menerapkan tata nilai AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) terutama dari nilai Kompeten dan Loyal “Bekerja di hari libur atau hari besar keagamaan bagi Pertamina dimaknai tidak hanya sebagai kewajiban sebagai pekerja, namun ada tanggung jawab besar yang diamanatkan kepada Pertamina dalam menjaga serta terus menggerakkan roda ekonomi Indonesia melalui ketersediaan energi” ujarnya.
Diharapkan semua berjalan dengan normal dan suasana tetap kondusif. “Bagi masyarakat yang merayakan Natal dan tahun baru dapat beraktifitas dengan lancar, tertib dan taat terhadap protokol kesehatan. Semoga kita semua diberikan keberkahan oleh Tuhan YME,” pungkas Eko.