SERAYUNEWS – Dari pengakuan E (26), warga Kelurahan Tanjung, Kecamatan Purwokerto Selatan pelaku hubungan inses dengan ayahnya bernama Rudi (57), ternyata sudah delapan kali melahirkan.
Tujuh anaknya terbunuh oleh Rudi, sedangkan satu anaknya dalam keadaan hidup dan diadopsi orang lain.
Menurut Psikolog UPTD PPA Kabupaten Banyumas, Rahmawati Wulansari, saat melakukan pendampingan, E mulai menceritakan beberapa fakta lain terkait hubungan terlarangnya dengan sang ayah.
“Ada anak yang lahir, tidak dibunuh,” kata dia, saat menghadiri konferensi pers penetapan tersangka Rudi di Mapolresta Banyumas, Selasa (27/6/2023).
Rahmawati memastikan, kondisi psikologis E yang sudah delapan kali melahirkan ini mulai stabil sekarang. Secara fisik sehat, namun kondisi kejiwaannya tertekan.
“Tahun 2013 E melahirkan untuk pertama kalinya, tentu bisa membayangkan dia sangat tertekan. Baru pernah melakukan, apalagi itu ayahnya sendiri,” ujarnya.
E menceritakan, awal mula ayahnya melakukan tindakan bejat tersebut dia sangat tertekan. Terlebih ada ancaman pembunuhan dari ayah kandungnya sendiri.
“Saat itu ayahnya mengajaknya berhubungan badan, agar tidak bisa kabur sambil mengacungkan bendo (pisau). Mau tidak mau, dia melakukan dengan ayah kandungnya,” kata dia.
Rahmawati juga bertanya kepada E, kenapa dia mau melayani ayahnya tersebut. Apakah dia mulai menikmati, atau bagaimana?
“Dia mengaku, tidak punya pilihan selain melayani,” ujarnya.
Selain dengan Rudi, E mengakui pernah berhubungan badan dengan pacarnya pada tahun 2013 silam. Namun hubungan mereka tidak lama, akhirnya dia kembali harus melayani perbuatan bejat ayahnya.
Kapolresta Banyumas, Kombes Pol Edy Suranta Sitepu menyampaikan, pihaknya masih melakukan pendalaman terkait anak kandung E yang masih hidup.
“Apakah hasil hubungan E dengan ayahnya atau dengan pacarnya? Masih pendalaman, saat ini sudah diadopsi dan kami sudah mengetahuinya,” kata dia.