SERAYUNEWS – Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan (Puhua) Purwokerto, menjadi tuan rumah kompetisi Bahasa dan Budaya Mandarin atau Chines Bridge (Han Yu Qiang) Tahun 2024. Kompetisi ini berlangsung di Gedung Aula SMP-SMA Puhua, Sabtu (18/5/2024).
Kepala Bahasa Mandarin Sekolah 3 Bahasa Puhua School, Lyu Xiao Qian mengungkapkan, ini tahun ketiga bagi Puhua selenggarakan Han You Qiao atau Chinese Bridge. Pertama pada 2011, 2016, dan tahun 2024.
“Uniknya, meski penyelenggaraan kompetisi ini Kementerian Pendidikan Republik Rakyat Tiongkok, syarat seluruh peserta adalah berkewarganegaraan Indonesia (non native). Harua lahir dan besar di Indonesia, serta pengguna bahasa ibu selain Mandarin sebagai first language,” kata dia.
Menurut Lyu, dalam kompetisi tersebut penilaiannya tidak hanya kemampuan bicara atau pidato saja.
“Membangun jembatan antara budaya Tiongkok dan budaya lain, dapat memupuk rasa saling pengertian dan apresiasi. Selain itu mempromosikan persahabatan dan kerjasama antara Tiongkok dan Indonesia, melalui pendidikan. Inilah alasan kompetisi ini berlangsung setiap tahun,” ujar Laoshi senior di Puhua yang sudah 20 tahun menetap di Purwokerto ini.
Untuk kompetisi tersebut, seluruh materi dan aturan lomba dari penyelenggara Center for Language Education and Cooperation (Yu He Zhong Xin). Kompetisi mulai dengan tes tertulis (khusus SMP/SMA dan Mahasiswa) mencakup pengetahuan umum, sejarah, budaya, dan teknologi.
Lalu Setiap peserta seluruh jenjang, akan berpidato selama 90 detik dengan tema “Chinese: Joy & Fun” untuk SD, “Fly high with Chinese” untuk SMP/SMA, serta “One World, One Family” untuk tingkat universitas.
Tahap selanjutnya adalah improptu bagi jenjang SMP/SMA dan Universitas. Setiap peserta dapat pertanyaan secara acak, dengan kesempatan menjawab 60 detik saja.
Di penghujung kompetisi, setiap peserta akan menunjukkan Bakat Budaya Tiongkok dalam 90 detik. Mulai dari menyanyi, seni beladiri wushu, membuat hiasan kertas Jianzhi, dan kaligrafi mandarin Shu fa.
Kemudian ada juga wayang Tiongkok, dubbing, story telling, memainkan alat musik Tiongkok, pertunjukan seni budaya minum teh Tiongkok dan masih banyak lagi.
Pengawas dan Pembina Kompetisi Chines Bridge, Dr Fan Jie mengungkapkan, Chinese Bridge ini begitu penting. Karena di masa depan, Bahasa Mandarin sangat dibutuhkan dan semakin banyak generasi muda Indonesia mempelajarinya.
“Tantangan terbesar bagi pertumbuhan Bahasa Mandarin adalah kurangnya guru,” ujar Dr Fan Jie yang juga Direktur Pusat Bahasa Mandarin di Universitas Sebelas Maret Solo ini.
Marchella Assyarifah Liulee Lugito dan Leecia Jovanna Boedijanto, jadi juara 1 tingkat SD, SMP dan SMA. Ketiganya dari Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan Purwokerto.
Sedangkan tingkat universitas oleh Selly Virgo Sari Tan, mahasiswi semester 2 jurusan Pendidikan Mandarin Universitas Negeri Semarang.