SERAYUNEWS- Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda momen bersejarah ketika pemuda-pemudi Nusantara berikrar untuk satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa: Indonesia.
Tahun 2025 ini, peringatan Sumpah Pemuda kembali menjadi ruang refleksi bagi generasi muda untuk meneguhkan jati diri dan semangat kebangsaan.
Salah satu cara paling indah untuk mengenang perjuangan para pemuda kala itu adalah melalui puisi Hari Sumpah Pemuda 2025.
Melalui bait-baitnya, puisi mampu menggugah rasa cinta tanah air, membangkitkan semangat persatuan, dan menumbuhkan rasa bangga menjadi bagian dari Indonesia.
Melansir karya puisi dari buku antologi puisi “Aku Pemuda” di laman GNFI, berikut kami sajikan 5 puisi yang cocok bagi Anda yang akan mengikuti lomba baca puisi dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda 2025.
Oleh: Nur Nindya Kirana
Sering ku bertanya pada langit malam kelam
Tentang waktu-waktu yang hilang terbuang
Tentang garis kehidupan jika segalanya gagal
Tak ada jawabnya
Aku berdarah, merintih, menangis
Aku menjerit, meredam, terlupakan
Aku ini hanya manusia kecil
yang dada membara dibakar mimpi
Bukan ruh yang mengembara tak bertujuan
Bukan juga raga yang masih kokoh bertahan
Hanya pecinta, pengembara, pemimpi
Yang mencoba bertahan dari masa ke masa
Aku boleh dikhianati mimpi, ditertawakan semesta
Dan biar berat sekalipun langkah, takkan ku menyerah
Karena aku lah pemuda, penentu jalan hidupku
Aku lah tuan atas diriku, pahlawan diriku sendiri
Oleh: Arora Yumna
Kilau mentari remaja menggetar semesta
Alun rayuan pesisir tenggara bernada
Negeri kaya ini repas tiada kuasa
Para pemuka jadikan rakyat tak bermuka
Di sini, di atas tanah rempah ini
Kulihat air mata orang buta
Kudengar suara hati orang tuli
dan kurasakan harapan wanita tanpa tangan
Kita putra ibu pertiwi
Lahir dan tumbuh dalam buainya
Hidup menikmati hasil buminya
Tapi budi balasan tak pernah ada
Hanya perdebatan keruh antara salah atau benar
Sebagai hiasan hari-hari anak negeri
Tanpa sadar merekalah tempat bersandar
Di atas kertas ini aku berpuisi
Sebagai putra asuhan sang ibu pertiwi
Kita tak terlalu muda untuk membangun bangsa
Maka berdirilah di muka jadikan negeri kita perkasa
Oleh: Gangsar Lintas Damai
Hai kau!
Iya kau pemuda!
Mengapa kau terhempas dalam singularitas
Berhenti berjuang bungkam teredam
Terpaku nyaman mati diikat gravitasi
Tak malukah kau meneropong sejarah?
Kala ladang perjuangan adalah hidup dan mati
Darah tertumpah menyuburkan derita
Deretan kejadian tersusun dalam dan mengakar
Menguatkan batang-batang persatuan
Menahan angin yang menghempas tangkai harapan
Hingga terbenamlah badai penjajahan dan terbitlah bunga kemerdekaan
Mungkin perang telah usai, tapi perjuangan tak pernah selesai
Biarkan senjata menjadi pena
Biarkan bising amunisi jadi riuh orasi
Biarkan dentuman menjadi kemarahan
Pemuda tak boleh lelah melanjutkan deretan huruf sejarah
Penuhi lembaran dengan perjuangan dan cinta
Goreskan kisah menghias prestasi bangsa
Tetaplah bertahan hingga tak mampu lagi menyerah
Pemuda boleh menulis koma
Pemuda boleh menulis tanda tanya
Dan pemuda boleh menuliskan tanda seru
Tetapi…
Tangan pemuda tak pernah boleh menulis tanda titik
Oleh: Siti Arma
Sejumput asa kugenggam di tanganku
Menjemput cita-cita yang mulia
Harapanku hanya satu berbakti pada negeriku
Mudaku tak akan aku sia-siakan agar kelak tuaku tak sia-sia
Tiang bendera dengan kibar sang merah putih
Kutengadahkan dan selalu kuhormati demi bakti pada bunda pertiwi
Aku pemuda yang memiliki sumpah pemuda
Sumpahku terpatri dalam dadaku merajut menjadi satu keutuhan demi merangkul kaum yang lemah
Tuaku bercerita, saat mudaku menjunjung tinggi keadilan
Hingga sang garuda membawanya terbang bersama sayap-sayap yang tak akan patah
Aku pemuda, aku bertanggung jawab atas negeriku
Oleh: Wahyuningtyas TU
Wahai kau pemuda bangsa
Perjalanmu masih panjang
Masa depanmu perlu diperjuangkan
Pantaskah kau diam seribu bahasa
Melamun yang tiada berguna
Kita buka pematah mimpi
Bukan pula pencaci bangsa sendiri
Apalagi perusak negeri
Kita pemuda masa kini
Yang selalu berjuang tiada henti
Marilah kawan
Mari ambil peranan
Untuk masa depan
Demi meneruskan perjuangan
Yang telah kita rasakan
Puisi di atas bukan sekadar rangkaian kata, melainkan seruan moral bagi generasi muda untuk menjaga warisan luhur perjuangan.
Melalui puisi, pesan nasionalisme disampaikan dengan cara yang lembut namun membekas di hati pembaca.
Sumpah Pemuda mengajarkan pentingnya persatuan dalam keberagaman, serta mengingatkan bahwa masa depan bangsa ada di tangan pemuda.
Oleh karena itu, setiap bait puisi menjadi medium untuk menyalakan kembali semangat juang di tengah arus globalisasi yang kian deras.
Setiap tahun, berbagai sekolah, kampus, dan lembaga budaya di Indonesia menggelar lomba baca puisi Sumpah Pemuda. Kegiatan ini menjadi ajang ekspresi bagi generasi muda untuk menyalurkan kreativitas dan rasa cinta tanah air.
Selain itu, media sosial kini juga menjadi ruang baru untuk membagikan karya puisi bertema nasionalisme. Tagar seperti #PuisiSumpahPemuda, #SemangatPemudaIndonesia, dan #BanggaJadiIndonesia ramai digunakan untuk menyebarkan semangat perjuangan ke seluruh penjuru dunia maya.
Momentum Hari Sumpah Pemuda 2025 bukan sekadar mengenang sejarah, tetapi juga mengajak generasi milenial dan Gen Z untuk berkontribusi nyata.
Melalui karya, inovasi, dan semangat kolaborasi, para pemuda diharapkan mampu menjaga nilai-nilai persatuan yang diwariskan para pendahulu.
Seperti kata pepatah, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya.” Maka, jadikan puisi, lagu, dan aksi nyata sebagai wujud cinta kepada negeri tercinta.
Puisi Hari Sumpah Pemuda 2025 bukan sekadar karya sastra, melainkan cermin jiwa bangsa yang penuh semangat dan cinta tanah air.
Lewat setiap baitnya, generasi muda diajak untuk kembali menyalakan bara perjuangan dan meneguhkan janji: menjaga Indonesia tetap bersatu, maju, dan berdaulat.