“Pastinya, kita (Dinkop UKM, red) telah mempersiapkan langkah-langkah strategis, minggu ini masih digodok,” kata Adi, Senin (4/1/2021) siang.
Dia menjelaskan, satu di antara item dalam program yang dicanangkan yakni melalui program Tuka Tuku. Di tahun 2021 rencananya akan meluaskan promosi dan penjualannya. Di antaranya adalah merambah ke sektor wisata yang ada di Purbalingga.
“Tuka Tuku mengembangkan sayap ke outlet-outlet di objek wisata,” ujarnya.
Pada objek wisata, lanjutnya, tentu menjadi tempat yang dikunjungi banyak orang. Baik wisatawan lokal, regional, maupun nasional. Nantinya, ketika produk UMKM di pajang di tempat itu jadi bisa dilihat orang. Harapannya bisa bersinergi dengan menghadirkan cinderamata untuk wisatawan yang berkunjung.
“Saat ini sudah nangkring di outlet Owabong dan Di Green Sabin baru kerajinan karena nunggu gedung baru milik green sabin ready. Nanti menyusul di Purbasari Pancuran Mas dan Golaga,” kata dia.
Dia menjelaskan, sebenarnya di Purbalingga tidak sedikit yang memproduksi kerajinan. Produk itu tentunya bisa menjadi cindera mata bagi wisatawan. Lebih khusus lagi, tinggal disesuaikan konsep dengan destinasi. Sehingga bisa memberikan yang khas dari daerah tersebut.
“Selain makanan produk kerajinan juga, jadi bisa menjadi oleh-oleh bagi wisatawan,” katanya.
Dia menambahkan, selama ini produk UMKM yang telah masuk program Tuka Tuku sudah masuk di outlet toko modern. Seperti Alfamart dan Indomart. Selain itu juga di toko online, karena sudah kerjasama dengan Buka Lapak.
“Alfamart 4 titik, Indomaret ada 17 titik. Nanti ini tinggal masuk ke objek wisata. Tuka Tuku Wisata ini beda manajemen dengan tuka tuku toko modern dan online. Beda di pengelolanya saja dan produk lebih spesifik untuk wisata,” kata Adi.