SERAYUNEWS – Jika mayoritas umat Islam di Indonesia merayakan Idulfitri 1446 H pada 31 Maret 2025, berbeda dengan jemaah Islam Aboge di Kracak Ajibarang, Kabupaten Banyumas. Mereka merayakan Lebaran sehari setelahnya, yakni pada 1 April 2025.
Puluhan jemaah Islam Aboge di desa tersebut menjalankan tradisi seperti biasanya. Mereka melaksanakan Salat Id di pagi hari, kemudian melanjutkan dengan ramah tamah dan bersalam-salaman.
“Kalau kami, perhitungannya itu menggunakan kalender Jawa,” ujar jemaah Islam Aboge, Poniman, Selasa (1/4/2025).
Poniman menjelaskan, bahwa sistem penanggalan Islam Aboge mengikuti siklus delapan tahun atau satu windu. Terdiri dari tahun Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir.
“Tahun ini adalah tahun Je. Satu Suro kemarin jatuh pada hari Selasa Pahing, jadi berdasarkan hitungan kami, Idulfitri jatuh pada Selasa Pon,” jelasnya.
Meskipun perayaan Idulfitri mereka berbeda dari kebanyakan umat Islam, Poniman menegaskan bahwa tujuan akhirnya tetap sama.
“Perhitungan kami sudah ditentukan dan InsyaAllah sudah benar. Sebenarnya sama saja tujuannya, hanya metodenya berbeda,” ujarnya.
Sekitar 60 orang jemaah Islam Aboge di Desa Kracak mengikuti Salat Id. Mereka datang ke masjid pada pagi hari. Lalu melanjutkan dengan tradisi saling bermaafan dan bersilaturahmi.
Dengan tradisi yang terus terjaga, jemaah Islam Aboge menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan dalam penentuan hari raya, semangat kebersamaan dan kekhidmatan dalam beribadah tetap menjadi hal utama.