Kedungbanteng, serayunews.com
Satu warga yang turut melakukan aksi protes yakni Nur Fuad memberikan penjelasannya. Dia mengatakan bahwa kritisnya air bersih yang dialami oleh dirinya dan warga lainnya sudah berlangsung cukup lama. Bahkan, dari awal adanya Pamsimas, kondisi airnya pun sudah dianggap keruh.
“Sudah berulang kali audiensi dengan kades. Namun, kita tidak pernah ditemui sama sekali. Ibaratnya tidak pernah sama sekali mau mendengar keluhan warga Beji Lor. Padahal 80 persen kebutuhan air digunakan oleh warga untuk konsumsi,” kata dia.
Fuad menambahkan, bahkan paling parah pada saat matinya aliran air dari eks PNPM pada saat bulan Ramadan kemarin. Ia menjelaskan bahwa kondisi air saat itu keruh seperti lumpur.
“Dari keruhnya air itu, warga akhirnya sepakat tidak membayar iuran air selama satu tahun. Serta tidak pernah mendapat kejelasan dari pihak pemerintah desa,” ujarnya.
Bahkan, masih menurut Fuad, warga mengetahui jika dalam beberapa waktu ini, air yang diambil untuk warga bersumber dari kolam ikan. Itu juga menjadi salah satu warga protes ke pihak desa.
Beberapa warga lainnya yang berhasil ditemui, mengaku ada yang sampai membeli air bersih per galon dengan harga yang lumayan, ada juga yanng pada akhirnya meminta air bersih kepada warga yang memiliki sumur. Padahal selama ini warga ditarik iuran air Pamsimas Rp 40-200 ribu. Dimana total ada 400 rumah warga yang terdampak dari krisisnya air bersih.
Sementara itu Sekretaris Desa Beji, Sutoro yang menemui warga berjanji kepada warga akan menyelesaikan hal tersebut dalam kurun waktu seminggu.
“Sekarang untuk kepengurusan pengelolaan air itu dipegang oleh BUMDes, dulu itu kepengurusan yang lama mereka yang membentuk (warga, red). Karena itu eks PNPM kemudian ditunjuk tim pemelihara. Ternyata berhenti di tengah jalan kemudian diambil oleh BUMDes, tetapi BUMDesnya bermasalah,” kata dia.
Atas dasar tersebut, pihaknya meminta waktu utnuk mengurus kepengurusan BUMDes yang bermasalah. Terkait aksi tersebut, Sutoro mendukung masyarakat, karena memang air merupakan kebutuhan pokok dan vital masyarakat sekitar.
“Yang jadi masalah saat ini, pihak pemelihara itu tidak menambah debit air. Tetapi pemasangan jalan terus. Nanti kami akan selesaikan masalah ini,” ujarnya.