SERAYUNEWS-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara terus memantau dan menyiagakan armada untuk melakukan droping air bersih pada masyarakat. Meskipun, hingga saat ini belum ada laporan kekeringan dan permohonan droping air bersih. Puncak kemarau di Banjarnegara prediksinya selama 3 bulan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara Andri Sulistyo di Banjarnegara mengatakan, hingga saat ini, wilayah Banjarnegara belum ada laporan kekeringan. Karena itu belum ada area yang mengalami krisis air bersih. Meski begitu pihaknya tetap waspada dan menyiagakan armada untuk droping air bersih pada masyarakat yang membutuhkan.
“Sesuai dengan prosedur, maka kami tetap melakukan pemetaan daerah rawan kekeringan di Banjarnegara. Meskipun saat ini masih terjadi potensi hujan di beebrapa wilayah. Hal ini sesuai dengan prediksi dari data BMKG yang menyebutkan wilayah Banjarnegara kering basah. Artinya meski musim kemarau masih ada potensi hujan di beberapa tempat,” katanya.
Menurutnya, puncak musim kemarau di Banjarnegara yang ditandai dengan kekeringan prediksinya berlangsung selama tiga bulan, yakni Agustus, September, dan Oktober.
Terkait kondisi tersebut, pihaknya telah mengidentifikasi dan memetakan daerah rawan kekeringan di Banjarnegara.
Daerah rawah kekeringan di Banjarnegara tersebar di sejumlah kecamatan wilayah selatan, seperti Susukan, Klampok, Pagedongan, Bawang, Purwonegoro, dan Mandiraja.
“Jika mengacu data penyaluran bantuan air bersih pada musim kemarau 2019, kurang lebih ada 28 desa yang rawan kekeringan. Kalau 2020-2022 relatif aman, karena masih ada hujan saat kemarau,” ujarnya.
Selain itu, BPBD juga sudah menyiapkan langkah-langkah antisipasi, termasuk menyiapkan anggaran yang akan digunakan.