Seorang peneliti dari Padma, Agra Bayu Rahadi, SS MM menyampaikan adapun koleksi yang dikaji diutamakan yang telah terdaftar dalam Sistem Registrasi Nasional (Regnas) Cagar Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Yang dikaji ada 150-an. Beberapa di antaranya meliputi fragmen gelang batu, beliung, dan batu-batu temuan Situs Tipar Ponjen dan Limbasari, keramik hingga penginangan,” kata Bayu, kemarin.
Sejak bulan Juli 2020, tim Padma memulai pengkajian koleksi. Hasil kajian awal telah diserahkan kepada pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga pada Oktober ini. Tim yang terdiri atas gabungan arkeolog muda ini masih akan melakukan presentasi akhir pada November nanti.
“Secara keseluruhan data koleksi yang diajukan oleh pihak museum telah selesai dimutakhirkan,” ujarnya.
Sedangkan untuk hasil analisis lengkap seharusnya berlaku untuk satu jenis koleksi saja dengan jumlah terbatas. Namun pihaknya akan mengupayakan setiap koleksi sudah memiliki gambaran informasi secara umum.
“Mungkin kajian yang lebih detail bisa dilakukan di tahun-tahun berikutnya”, ujarnya.
Selain kajian koleksi, Museum Soegarda juga melengkapi pemutakhiran data koleksi dengan kegiatan pendokumentasian. Pada bidang ini, dibantu juga oleh tim fotografi Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga. Target 546 buah koleksi bermacam jenis telah didokumentasikan dalam sepekan terakhir ini.
“Untuk foto koleksi ini ada standarnya sendiri, dimana untuk koleksi bahan organik tidak diizinkan terkena flash agar tetap terawat”, ungkap Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan DAK Nonfisik Museum dan Taman Budaya Kabupaten Purbalingga tahun 2020, Wasis Andri Wibowo, SPd.
Harapannya dengan dikaji dan didokumentasikan informasi per koleksi museum akan lebih mudah diakses oleh masyarakat.