SERAYUNEWS – Ratusan massa dari berbagai aliansi mahasiswa dan organisasi masyarakat, memadati selatan Alun-alun Purwokerto, Kamis (22/8/2024). Mereka secara serempak menolak revisi UU Pilkada.
Datang secara bergerombol sekitar pukul 16.00 WIB, ratusan orang tersebut membentangkan sejumlah spanduk penolakan revisi UU Pilkada. Spanduk spanduk Indonesia Darurat Demokrasi hingga teatrikal mengkritisi Presiden Jokowi dan kedua putranya.
Peserta Aksi, Rakyanan Rahman mengungkapkan, aksi hari ini merupakan Aksi Kamisan. Setiap hari Kamis, berbagai aliansi mahasiswa menggelar aksi di Purwokerto.
“Hari ini juga momentum bagaimana DPR berusaha tidak menaati apapun putusan Mahkamah Konstitusi. Kita pemuda Banyumas Aksi Kamisan bersama masyarakat sipil, mahasiswa dan berbagai organisasi, beraksi atas nama rakyat,” katanya.
Aksi penolakan Revisi UU Pilkada, menurut Rakyanan tidak akan berhenti hari ini saja. Bahkan malam ini, mereka bakal mengadakan konsolidasi untuk menggelar aksi yang lebih besar.
“Rakusnya rezim Jokowi beserta keluarganya, harus kita jatuhkan. Hati-hati, selanjutnya Banyumas bakal aksi lebih besar. Perwakilan dari BEM beberapa berangkat ke jakarta,” ujarnya.
Revisi UU Pilkada, hanya menguntungkan kepentingan penguasa saat ini. Terkait adanya aksi kartu merah, menurut Rakyanan merupakan simbol pengadilan untuk Presiden Jokowi yang telah melakukan berbagai pelanggaran.
“Dosa-dosa Jokowi selama 10 tahun menjabat, belum terselesaikan sampai hari ini. Karena itu kita kasih kartu merah dan kita minta untuk mengadili Jokowi,” ujarnya.