SERAYUNEWS – Wakil Menteri Komunikasi dan Digital RI (Wamen Komdigi) Nezar Patria menjadi salah satu narasumber di kuliah umum “AI dan Dunia Akademik: Adaptasi, Kolaborasi dan Peluang Masa Depan” yang diselenggarakan oleh Telkom University Purwokerto.
Dalam kesempatan tersebut Wamen mengungkapkan bahwa dengan perkembangan era digital seperti AI yang begitu pesat, perguruan tinggi harus mampu mengambil peran sentral dalam menyiapkan SDM unggul. Sementara Rektor Telkom University mengungkapkan tentang puncak disrupsi teknologi.
“Jarak bukan lagi hambatan di era digital. Berdasarkan data APJI tahun 2024, 80% populasi Indonesia telah menikmati akses internet dan coverage konektivitas telah dinikmati 97% wilayah Indonesia, terutama di wilayah pemukiman masyarakat. Dengan konektivitas yang kuat, pemanfaatan teknologi seperti blockchain, IoT, dan AI akan terus meningkat. Perguruan tinggi harus mengambil peran sentral dalam menyiapkan SDM unggul di bidang ini,” ujar Wamen, Kamis (22/5/2025).
Selain Wamen kuliah umum tersebut juga dihadiri oleh Rektor Telkom University, Prof Dr Suyanto yang mengungkapkan bahwa dunia akan menghadapi puncak disrupsi teknologi pada tahun 2030 mendatang. Pada era tersebut tiga kekuatan besar bakal bersatu yakni AI generasi ke-4, jaringan 6G, dan komputasi kuantum.
“Ini bukan hanya revolusi teknologi, tapi revolusi peradaban. Tiga teknologi super cerdas, super cepat, dan super kuat akan muncul bersamaan. Kita harus mempersiapkan talenta AI yang tidak hanya menguasai teknologi, tapi juga memiliki empati, karakter, dan daya tahan menghadapi perubahan cepat,” katanya.
Tidak hanya itu masih menurut Prof Suyanto untuk mempersiapkan era tersebut, Telkom University tengah berupaya memperkuat kurikulum literasi sejak tahun pertama perkuliahan, termasuk literasi teknologi. Hal ini dilakukan untuk membentuk critical thinking, analytical thinking, dan creative thinking pada mahasiswa. Seperti pada saat melakukan proses seleksi mahasiswa, mereka akan mendeteksi potensi, resiliensi terhadap perubahan teknologi dan fleksibilitas.
“Selanjutnya, di tahun pertama mereka dibekali kurikulum berbasis penguatan literasi yakni kemampuan membaca, menulis, dan storytelling. Sehingga harapannya mahasiswa akan lebih siap menggunakan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab,” ujarnya.
Masih di lokasi yang sama, Direktur Telkom University Purwokerto, Dr Tenia Wahyuningrum sangat mengapresiasi terhadap para narasumber dan mitra kolaborasi, sehingga acara tersebut mampu terselenggara dengan apik dan lancar.
“Atas nama Telkom University, kami menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Pak Nezar dan Prof. Suo yang telah bersedia hadir. AI bukan sekadar fenomena teknologi, tetapi menjadi faktor penentu arah transformasi sosial dan ekonomi global. Dunia akademik harus beradaptasi dengan revolusi industri 4.0 dan transformasi digital. Karena itu, perguruan tinggi perlu menyiapkan kompetensi baru bagi generasi mendatang,” kata dia.