Purbalingga, serayunews.com
Bangunan berbentuk seperti buah nanas, tergolong fasilitas baru yang ditawarkan kepada pengunjung Golaga. Rumah nanas ini merupakan rumah kecil sebagai fasilitas penginapan. Meskipun berada di tengah hutan pinus, namun pengunjung akan dimanjakan fasilitas selayaknya hotel.
Manager operasional Golaga Adi Jaya menyampaikan, untuk kondisi saat ini belum sepenuhnya rampung sesuai desain. Namun, secara umum sudah layak untuk menginap. Sejauh ini juga sudah mulai banyak wisatawan yang menginap di Rumah Nanas Golaga.
“Secara keseluruhan konsep yang diinginkan memang belum, tapi kondisi saat ini sudah layak untuk menginap, sudah mulai ada tamu yang menginap,” katanya, Sabtu (26/11/2022) siang.
Saat ini, ada empat unit bangunan rumah nanas. Nantinya, setiap unit akan dilengkapi berbagai fasilitas selayaknya hotel. Sehingga, meskipun menginap di tengah hutan, namun kenyamanan tetap seperti hotel.
“Selayaknya hotel, ada tempat tidur yang seperti hotel, ada TV, lemari, peralatan minum, dan sebagainya,” ujarnya.
Saat ini, lanjut Adi, satu unitnya disewakan kisaran Rp400 ribu/malam. Satu unit untuk idealnya bisa digunakan untuk tiga orang atau keluarga kecil. Harga tersebut tamu sudah mendapatkan sarapan di pagi harinya.
“Rata-rata wilayah Pemalang, Pekalongan, Tegal, ya masih sekitar Pantura, Cilacap, Kebumen juga ada,” ujarnya.
Bangunan bulat, meluas di bagian tengah, dan semakin mengerucut di bagian atas. Desain itu seolah menyerupai bentuk buah nanas. Gagasan itu bukan tanpa dasar. Sebab, mencoba mengambil ide dari kearifan lokal yang ada. Objek wisata Goa Lawa dikelilingi oleh perkebunan nanas milik warga setempat. Nanas menjadi komunitas utama warga Desa Karangreja.
Ide itu salah satunya dicetuskan oleh Menteri BUMN Kabinet Jokowi era 2014-2019, Rini Soemarto. Saat itu, dia secara simbolis melakukan pemasangan batu pertama, tanda pembangunan dimulai. Tepatnya dilakukan pada Rabu 2 Oktober 2019.
Saat itu Rini menyampaikan, biaya pembangunan merupakan gelontoran dana Corporate Social Responsibility (CSR) BUMN sejumlah Rp3,5 miliar. Sinergitas antara BUMN, CSR dari AP I, AP II, Bank BRI, dan Kereta Api Indonesia, dan Pupuk Indonesia, PT PGN Tbk, dan PT Pupuk Indonesia Holding.
Program hibah untuk pembangunan rumah nanas tersebut sebenarnya konsepnya serupa dengan Balkondes (Balai Ekonomi Desa) di sekitaran Borobudur. Namun dibuat penginapan dengan gaya berbeda, karena menyesuaikan lokasi yang ada.
Adi Jaya menjelaskan, status Rumah Nanas itu sudah diserahterimakan dari kementerian ke Pemkab Purbalingga. Saat ini tinggal menunggu penyerahan dari Dinporapar ke manajemen Owabong, sebagai Perusda Pengelola Golaga.
“Dari kementerian sudah diserahkan ke Pemkab, beberapa waktu lalu dari kami sudah komunikasi, tinggal menunggu penyerahan dari Pemkab ke pengelola,” kata Adi.
Jika kondisi sudah memungkinkan, ada rencana akan ada penambahan rumah nanas. Sebab, selama ini permintaan penginapan, lebih sering oleh wisatawan beregu yang minimal bisa menampung 30-50 orang.
“Karena wisata di sini lebih banyak yang grup, nah maka untuk penginapan setidaknya bisa menampung sampai 50 orang. Sementara ini bisa ditawarkan dengan glamping atau tenda biasa,” kata dia.