SERAYUNEWS- Grontol jagung, merupakan satu dari sekian banyaknya jenis jajanan tradisional khas Jawa Tengah. Jajanan ini bercita rasa manis dan gurih, jagungnya empuk.
Grontol punya banyak nama di antaranya blendhung, bledhus, atau blendhuk. Makanan tersebut, berasal dari jagung yang telah melalui proses perendaman air kapur sirih semalaman, kemudian direbus mengunakan dandang subluk.
Menurut riwayat, grontol adalah makanan yang muncul pada jaman penjajahan Jepang di Jawa Tengah. Saat itu, beras sulit karena selalu di sita oleh penjajah.
Muncul ide jika jagung di olah tidak hanya rebus saja, melainkan dengan campuran beberapa bahan tambahan. Ada parutan kelapa dan gula merah, sehingga menambah kekuatan dan ketahanan tubuh bagi para pejuang.
Adalah Siti Rusmiati, warga Kelurahan Argasoka Banjarnegara ini sudah puluhan tahun berjualan keliling menjajakan grontol jagung.
“Saya jualan jalan kaki di seputaran kota, tiap pagi. Agak siang kalau masih ada, saya mangkal di depan SDN Krandegan,” katanya.
Untuk harga, 1 porsi grontol jagung dia jual seharga Rp 5 ribu dan sudah bisa mengenyangkan bagi pembelinya. Rusmiati tetap konsisten berjualan, dari rumah ke rumah dengan berjalan kaki.
Keuntungan dari penjualan tersebut, menjadi tambahan rezeki bersama suaminya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
“Alhamdulillah, bisa nguliahin anak. Semoga anak saya bisa lebih sukses dari pada orang tuanya,” katanya.
Selain grontol, Rusmiati juga menjual jajanan lupis dan beberapa jajanan lainnya. Namun sayangnya, seiring berjalannya waktu minat warga terhadap jajanan tersebut mulai berkurang.
Banyak yang memilih jajanan cepat saji, lewat aplikasi jualan makanan online. Grontol jagung sendiri saat ini mulai sulit, karena sudah tidak banyak orang yang mau berjualan jajanan tradisional syarat cerita perjuangan ini.