SERAYUNEWS – Musim kemarau bukan hanya menyebabkan krisis air bersih di Banyumas, sejumlah tanaman padi layu hingga mati. Seperti yang terjadi di Desa Kracak dan Karangbawang, Kecamatan Ajibarang. Di dua desa tersebut, tanah persawahan sampai retak karena tidak teraliri air.
Sono, petani Desa Kracak mengaku, Ia menanam padi sekitar satu bulan lalu. Namun, karena kekurangan air, tanaman padinya layu hingga mati.
“Usianya baru satu bulan, memang kekurangan air jadi tanahnya retak, sehingga tanaman padi layu dan mati,” ujar dia, Selasa (3/9/2024) sore.
Padahal dia sudah mengeluarkan biaya cukup banyak, untuk menanam padi di lahan persawahannya seluas beberapa puluh meter persegi itu.
“Biaya produksi untuk membeli bibit, bajak sawah, menanam, tenaga, hingga pupuk. Saya sudah mengeluarkan biaya sekitar Rp2 juta,” kata dia.
Darsino, petani lain ya berharap ada campur tangan pemerintah untuk mengatasi krisis pengairan di komplek persawahan desanya.
“Kami meminta adanya irigasi yang permanen dan pemerintah harus bijaksana kepada petani. Petani sering merasa resah, kalau musim kemarau lahan pertanian kami mengering,” ujarnya.
Darsino meyakini jika kondisi seperti ini terus, bakal banyak tanaman padi yang mati dan itu sangat merugikan petani yang selalu berusaha memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Kalau belum ada irigasi yang permanen, saat ini kita hanya bisa pasrah,” kata dia.
Dari infomasi, sejumlah lahan pertanian di wilayah Kabupaten Banyumas mengalami kekeringan. Seperti di Kecamatan Cilongok, Ajibarang, Kalibagor, Sumpiuh, dan Gumelar.