Pengelola Limbah Pustaka Roro Hendarti mengatakan, sekitar 75 persen bagian atap tersingkap. Koleksi buku ada lebih dari 5000 buah. Namun, untuk yang terkena air belum bisa dipastikan. Karena pihaknya belum mendata.
“Kisaran 75 persen atap lepas. Jadi air hujan masuk ke dalam dan menjadikan buku basah. Kalau koleksi ada lebih dari 5000, tapi kami belum sempat mendata yang basah, komputer juga basah,” kata dia, Sabtu (07/11/2020).
Diceritakan, koleksi buku-buku ada yang ditata dirak, ada juga yang ditumpuk. Sehingga tidak semuanya rusak parah. Dia berharap sebagian buku-buki basah masih bisa terselamatkan. Sabtu pagi, pihaknya mencoba menjemur buku-buku yang basah.
“Tadi kami keluarkan untuk dijemur, semoga masih bisa dimanfaatkan. Minggu memperbaiki saung baca yang atapnya juga sebagian rusak sama membereskan rumah hidrophonik,” kata dia.
Selain atap yang menyingkap, bangunan tempat tanaman hidroponik hancur. Gerbang taman hijau juga roboh.
“Memperbaiki menunggu dana dan tenaga ada, yang terpenting diselamatkan dulu bajanya,” kata dia.