SERAYUNEWS – Dieng adalah sebuah dataran tinggi yang terletak di Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo, Jawa Tengah. Daerah ini terkenal dengan destinasi wisata alam yang memukau.
Bukan hanya terkenal sebagai destinasi wisata alam yang memukau, Dieng juga memiliki sejarah yang kaya dan peradaban yang berusia ribuan tahun.
Kata “Dieng” sendiri berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu “Di” yang berarti tempat tinggi atau gunung, dan “Hyang” yang berarti tempat para dewa. Nah, jika Anda penasaran dengan sejarahnya, yuk, simak informasi berikut ini.
Dieng memiliki pemandangan alam yang menakjubkan. Dataran tinggi ini berada pada ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut, sehingga suhu di Dieng cukup dingin, terutama di pagi dan malam hari.
Salah satu daya tarik alam Dieng yang paling populer adalah Telaga Warna, danau vulkanik yang airnya dapat berubah warna.
Perubahan warna ini terjadi karena kandungan belerang dan mineral lainnya. Keindahan Telaga Warna sering diabadikan oleh wisatawan dan fotografer sebagai objek foto alam yang memukau.
Selain itu, terdapat juga Kawah Sikidang, kawah vulkanik aktif yang mengeluarkan asap dan uap panas. Pengunjung bisa menyaksikan fenomena geologi ini dari dekat, meskipun harus tetap waspada karena bau belerang yang menyengat.
Dieng juga memiliki Bukit Sikunir, tempat terbaik untuk menyaksikan matahari terbit. Fenomena “Golden Sunrise” di Sikunir menjadi salah satu daya tarik utama yang membuat banyak wisatawan datang sebelum fajar demi menyaksikan pemandangan yang luar biasa ini.
Dieng dikenal dengan tradisi unik anak gimbal. Fenomena ini dipercaya sebagai warisan budaya dan spiritual, di mana anak-anak yang lahir dengan rambut gimbal dianggap sebagai titisan leluhur.
Tradisi mencukur rambut gimbal, atau yang dikenal dengan “Ruwatan Anak Gimbal,” diadakan setiap tahun dan menjadi salah satu daya tarik wisata budaya Dieng.
Prosesi ini dilakukan dengan penuh ritual dan dipercaya dapat menjaga keselamatan serta kesejahteraan anak yang memiliki rambut gimbal.
Salah satu hal yang menjadikan Dieng semakin terkenal di kancah nasional dan internasional adalah Dieng Culture Festival. Festival ini digelar setiap tahun dan memadukan budaya lokal dengan hiburan modern.
Acara puncaknya adalah ruwatan anak gimbal, namun juga dilengkapi dengan berbagai kegiatan lain, seperti pertunjukan seni, pameran produk lokal, hingga pagelaran lampion terbang yang memeriahkan langit malam Dieng.
Festival ini berhasil menarik ribuan wisatawan setiap tahunnya dan menjadi momen penting untuk mempromosikan budaya serta pariwisata Dieng.
Dieng memiliki sejarah panjang yang berawal dari proses migrasi besar-besaran penduduk Kalingga ke Pulau Jawa pada awal abad Masehi.
Menurut beberapa sumber, migrasi ini terjadi karena serangan dari Kerajaan Ashoka. Namun, peneliti Prancis berpendapat bahwa migrasi tersebut lebih bertujuan untuk memperluas jaringan perdagangan.
Pengaruh migrasi ini meliputi bidang keyakinan, teknologi, hingga sastra. Teknologi bercocok tanam padi diduga merupakan salah satu warisan dari Kalingga.
Dieng kemudian berkembang menjadi pusat peradaban yang signifikan dan menjadi cikal bakal berdirinya Wangsa Mataram Kuno. Pada abad ke-8 hingga ke-9 Masehi, Dieng mencapai puncaknya dengan banyaknya candi yang dibangun, seperti Candi Arjuna.
Nama Dieng berasal dari bahasa Sanskerta, “Di” yang berarti tempat tinggi, dan “Hyang” yang merujuk pada leluhur atau dewa. Dieng dipercaya sebagai tempat suci, tempat bersemayamnya para dewa.
Selain itu, Dieng juga merupakan kawasan vulkanik aktif dengan beberapa kawah yang masih terlihat hingga kini. Dengan ketinggian 2.090 hingga 2.150 meter di atas permukaan laut, suhu di Dieng bisa sangat dingin, terutama saat musim kemarau.
Selain keindahan alamnya, Dieng juga terkenal dengan kekayaan budayanya, seperti tradisi ruwatan anak berambut gimbal dan seni tari Kuda Kepang.
Dieng kini menjadi destinasi wisata unggulan di Jawa Tengah dengan berbagai objek wisata alam dan budaya, seperti Telaga Warna, Kawah Sikidang, serta fenomena matahari terbit di Gunung Prau yang terkenal.
Selain itu, Dieng juga dikenal sebagai daerah penghasil sayuran, seperti kentang, kubis, dan carica, yang mendukung perekonomian lokal.
Itulah sejarah singkat Dieng yang wajib Anda ketahui, lengkap dengan hal-hal yang membuatnya terkenal. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda.***