SERAYUNEWS – Kepala SD Negeri Pangebatan, Riyadi, menolak sementara untuk kiriman menu Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk sekolahnya. Langkah itu dilakukan menyusul adanya dugaan keracunan yang dialami puluhan siswa sekolah tersebut.
“Mulai hari Rabu sampai hari ini (Jumat, red) tidak dikirim, sembari memantau kondisi anak-anak di sini. Kalau sekolah lain ngga tau, yang saya tahu SDN 1 Kediri infonya juga menyetop,” katanya, Jumat (26/09/2025).
Dia menceritakan, bahwa pada Rabu siang dia ditelpon oleh kepala SD 2 Kediri. Pada intinya menanyakan ada masalah MBG di SD Pangebatan atau tidak. Sebab, di SD Kediri sudah terjadi kasus.
“Saya konfirmasi ke guru, kemudian kami cek, dan kami data, ternyata banyak yg tidak masuk. Karena sakit, kemudian kami data, keluhannya apa. Keterangan orang tua menyatakan anak anak mengalami pusing, diare, mual pusing, dan mutah,” katanya.
Sampai hari ini, masih ada puluhan siswa SDN Pangebatan yang tidak masuk sekolah. Sebagain diantaranya yang memang tidak masuk sejak Rabu.
Hasil pantauan sekolah, berdasarkan keterangan orang tua, sebagai anak sudah tidak mengalami mual dan pusing. Hanya saja masih lemas jadi belum kembali beraktivitas.
“Hari ini sebagian sudah membaik, tapi belum berangkat. Mual-mualnya sudah tidak ada,” ujarnya.
Ditemui di SDN Pangebatan, saat melakukan CROS cek, Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Dindik Banyumas, Taryono menyatakan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Karanglewas, dihentikan sementara.
Dua sekolah yang terdampak paling signifikan adalah SD Negeri Pangebatan dan SD Negeri Kediri. Penghentian sementara ini dilakukan setelah Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas melakukan klarifikasi ke sejumlah sekolah dan Badan Gizi Nasional (BGN).
“Kami sudah turun langsung ke lokasi untuk klarifikasi ke sekolah, pemerintah desa, dan BGN. Tapi konfirmasi dari Kepala SPPG belum kami terima. Bahkan SPPG Karanglewas Kidul belum melaporkan ke koordinator wilayah BGN,” ujar Jumat siang.
Data sementara mencatat lebih dari 115 siswa mengalami gejala sakit. Rinciannya, 52 siswa dari SDN Pangebatan, sekitar 30 siswa dari SDN Kediri, serta puluhan anak dari jenjang TK dan PAUD.
SPPG Karanglewas Kidul diketahui mendistribusikan sekitar 3.000 porsi makanan setiap hari ke jenjang TK, PAUD, SD/MI, SMP, hingga SMK. Saat ini, Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan bersama BGN masih mengumpulkan data untuk memastikan jumlah pasti siswa yang terdampak.
Hasil koordinasi antara Dindik Banyumas dan Koordinator BGN Kabupaten Banyumas memutuskan operasional SPPG Karanglewas Kidul akan dihentikan mulai Senin mendatang untuk keperluan evaluasi. Laporan tersebut juga telah disampaikan ke BGN Regional Jawa Tengah.