SERAYUNEWS – Kabar duka datang dari dunia persepakbolaan, legenda sepak bola Jerman, Franz Beckenbauer meninggal pada usia 78 tahun.
Kabar ini diumumkan langsung oleh keluarga Beckenbauer pada Senin (7/1/2024) waktu setempat.
Der Kaizer, Sang Kaisar, julikan adalah julukan yang melekat hanya untuk dirinya. Hak prerogatif legenda timnas Jerman tersebut.
Dia bak aristokrat lapangan hijau, bermain dengan dada membusung. Bayangannya ada di setiap sudut lapangan, mengintimidasi lawan. Dirinya memberi komando, mengatur koreografi bagi rekan-rekannya di atas lapangan.
Lahir pada 11 September 1945 di Munich, Jerman, Beckenbauer memulai kariernya di klub lokal, Bayern Munich. Dalam waktu singkat, bakat luar biasanya tak terhindarkan sampai kemudian ia memimpin timnas Jerman Barat memenangkan Piala Eropa pada tahun 1972 dan menyabet Piala Dunia sebagai pemain pada tahun 1974.
Tak hanya itu, sebagai pelatih, ia mempersempahkan gelar juara Piala Dunia FIFA 1990.
Setelah pensiun, ucapannya selalu menjadi mutiara bagi dunia sepakbola.
Salah satu ucapannya yang terkenal, “Yang terkuat tidak selalu menang. Tetapi pemenang selalu kuat”
Presiden Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB), Bernd Neuendorf merasakan kehilangan atas meninggalnya Sang Kaisar.
“Der Kaiser adalah salah satu pemain yang pernah dilihat olahraga ini. Dengan kemampuannya, ia menciptakan standar di lapangan. Ketepatan dan karismanya sebagai pemimpin tim serta tenaga dan kekuatannya sebagai pelatih kepala di Piala Dunia tak terlupakan,” kata Bernd Neuendorf dilansir dari laman resmi DFB (8/1/2024).
Dunia sepak bola memang sedang bersedih. Seperti kata Sang Kaisar, sepak bola bisa memicu kebahagiaan sekaligus kesedihan,
“Sepak bola adalah salah satu sarana komunikasi terbaik. Sepak bola tidak memihak, apolitis, dan universal. Setiap hari, di tiap pelosok dunia, sepak bola menyatukan manusia. Tua dan muda, pemain atau penggemar, kaya atau miskin. Sepak bola membuat semuanya menjadi sama, membangkitkan imajinasi, dan menjadi pemicu kebahagiaan sekaligus kesedihan,” kata Sang Kaisar dengan bijak.
Auf Wiedersehen Der Kaiser!.*** (O Gozali)