SERAYUNEWS– PAUD Al-Kautsar Banjarnegara menggelar seminar parenting bertajuk Literasi Membangun Generasi. Kegiatan yang berlangsung di Aula Sasana Bakti Praja, Sabtu (18/10/2025) tersebut bertujuan memperkuat sinergi antara orang tua dan sekolah dalam membangun budaya membaca pada anak.
Ketua penyelenggara kegiatan, Wita Cholifah mengatakan PAUD Al-Kautsar menyadari sepenuhnya bahwa penanaman budaya membaca pada anak memerlukan sinergi banyak pihak. Dia berharap budaya literasi dapat tumbuh dari rumah dan menjadi napas dalam kehidupan keluarga.
Kepala Bidang PAUD dan Dikmas Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Banjarnegara, Sunarto, M.Pd, saat membuka acara menyampaikan apresiasi atas inisiatif PAUD Al-Kautsar dalam menumbuhkan gerakan literasi keluarga.
“Pendidikan anak usia dini tidak dapat berjalan sendiri. Rumah dan sekolah harus bersinergi, saling menguatkan, dan berkolaborasi dalam kasih serta tanggung jawab. Dari sinergi inilah akan lahir generasi yang berkarakter dan cinta ilmu,” ujar Sunarto.
Dua narasumber dihadirkan dalam seminar ini. Masing-masing Dian Nofitasari (penggerak Read Aloud dan penulis buku anak) serta Syaffa Kusuma Wardani (praktisi pendidikan Montessori).
Dian Nofitasari, mengutip Jim Trelease dalam buku The Read Aloud Handbook menjelaskan bahwa membacakan nyaring adalah aktivitas sederhana, di mana kita menyisihkan waktu untuk membacakan cerita, secara terus-menerus yang berdampak membuat biasa mendengar (listening level), mau membaca, dan akhirnya bisa membaca (independent reading).
Dari kutipan tersebut, Dian menyimpulkan bahwa budaya membaca dalam keluarga dapat terbangun jika ada usaha untuk menyisihkan waktu dan melakukannya terus-menerus. “Kesibukan orang tua tentu tak akan ada habisnya. Namun, dengan menyisihkan 15 menit tiap hari untuk membacakan buku, orang tua akan memperoleh beragam manfaat,” ungkap penulis di serayunews.com tersebut.
Manfaat yang paling besar adalah membangun kelekatan. Momen membacakan nyaring adalah saat yang sangat dekat. Dalam momen itu, hanya ada orang tua dan anak. Jadi, kelekatan akan terjalin jika orang tua mau mengusahakan momen membacakan nyaring bersama anak.
Sedangkan Syaffa Kusuma Wardan memaparkan teknik dalam membacakan nyaring. Dia menyampaikan bahwa interaksi selama membacakan nyaring sangat penting. Syaffa juga memberi contoh praktik membacakan nyaring. Ia membacakan sebuah cerita. “Pentingnya teladan dari orang tua dalam menumbuhkan kecintaan dalam membaca. Sementara itu, Dian memberi semangat para peserta untuk segera membiasakan membaca nyaring di rumah,” imbuhnya.