
SERAYUNEWS-Siapa sangka daun nangka kering yang biasanya hanya berakhir sebagai sampah, di tangan warga Banjarnegara Jawa Tengah ini justru bisa menjadi karya seni bernilai tinggi. Bahkan, hasil karya seni ini sudah terjual hingga ke berbagai kota di Indonesia.
Adalah Ismail, pemuda dari Desa Pagentan, Kecamatan Pagentan Banjarnegara ini yang mempunyai karya seni unik. Bagaimana tidak, jika biasanya melukis menggunakan media kertas atau kanvas, Ismail justru menggunakan sampah daun kering.
Ditemui di rumah sederhananya yang berdiri di tepi tebing, Ismail tampak tekun mencungkil selembar daun nangka kering. Lantai rumahnya masih berupa tanah, namun dinding-dindingnya penuh dengan karya seni wajah-wajah tokoh nasional. Salah satunya adalah Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Menurut Ismail, ide melukis di daun kering ini bermula saat dirinya melihat banyak daun nangka kering di sekitar rumahnya. Awalnya ia hanya coba-coba, namun sampai saat ini ia justru ketagihan. Apalagi karya yang unik ini banyak yang tertarik.
“Awalnya malah saya melukisnya di sandal. Terus di sini kan banyak daun Nangka, saya coba-coba ternyata bisa dilukis kemudian dicukil sampai membentuk wajah seseorang. Dan ternyata ada yang tertarik juga,” ujarnya, Sabtu (13/12/2025).

Bahkan ia mengaku proses pembuatan karya seni ini tidaklah rumit. Awalnya, ia membuat sketsa di atas daun nangka kering. Kemudian daun tersebut dicungkil dengan hati-hati hingga membentuk pola wajah. Setelah itu, daun disemprot pilox untuk mempertegas warna dan akhirnya dibingkai. Menariknya, satu karya hanya membutuhkan waktu satu jam sampai tiga jam.
“Prosesnya dari bikin sketsa kemudian dicungkil, dan dipilox sampai dibingkai itu membutuhkan waktu antara satu jam sampai tiga jam. Tapi kalau sampai ada yang salah misalnya robek harus mengulang lagi dari awal,” katanya.
Pemuda yang memiliki jiwa seni dari sang ayah yang juga pelukis ini menuturkan jika saat ini pemesan lukisan daun kering ini sudah datang dari berbagai kota di Indonesia. Seperti Medan, Bali, Yogyakarta dan sejumlah kota lainnya.
“Yang pesan sudah lumayan ada dari Medan, Bali, Jogja dan kota-kota lain. Biasanya saya memasarkan ini melalui media sosial saya,” kata dia.
Untuk satu lukisan di atas daun kering ini Ismail membandrol harga yang cukup murah. Satu lukisan hanya dihargai Rp100 ribu. Dalam satu bulan, ia menerima pesanan antara 10 sampai 15 pesanan.
“Kalau harganya Rp100 ribu per lukisan. Untuk jumlahnya kalau dirata-rata dalam satu bulan itu kisaran 10 sampai 15 pesanan. Ke depan saya akan mencoba menggunakan daun jati yang memiliki ukuran lebih lebar,” katanya.