SERAYUNEWS– Festival Payung Indonesia (Fespin) kembali berlangsung di Solo. Acara rutin tahunan ini berlangsung selama tiga hari Jumat-Minggu (08-10/09/2023). Fespin ke 10 ini mengambil tema ‘Sepayung Bumi, Alam adalah Kita’.
Even ini menjadi wadah pelaku seni seantero Nusantara. Baik seniman tari, pekerja kreatif, sampai pelaku UMKM. Salah satu pelaku seni Purbalingga turut berpartisipasi pada acara tersebut. DNA Art & Creative berhasil lolos tahapan seleksi, beberapa bulan lalu.
Pemilik sanggar DNA Art & Creative Purbalingga Ani Susiningtyas mengaku sangat bangga. Pasalnya ini menjadi kali pertama bisa ikut berperan pada ajang seni yang sangat bergengsi. Tidak hanya baginya, tapi ini juga kali pertama dari Purbalingga.
“Iya, yang pertama. Dan sanggar yang pertamanya juga Purbalingga masuk kedalam perhelatan event ini,” kata dia, Minggu (10/09/2023).
Ani menceritakan, bisa sampai tampil di Festival Payung Nasional ini, persiapannya sudah sejak beberapa bulan lalu. Dia mengirimkan karyanya dalam bentuk vidio, kemudian melewati tahap kurasi. Jika panitia menyatakan lolos, baru bisa ikut tampil di acara.
“Jadi kita mengirim video karya ke Fespin kalo lolos ya bisa pentas di sini. Jadi memang sangat selektif untuk menjadi bagian pengisi pertunjukan di Fespin,” katanya.
Dia menampilkan tarian Yung Bawana, dengan ornamen payung kertas juga. Yung Bawana itu memiliki makna kasih sayang antara ibu dan anak. Selaras dengan tema, kasih sayang yang timbal balik antara bumi dan manusia.
“Intinya, karya ini menggambarkan keselarasan antara bumi dan seisinya, antara anak dan ibunya,” ujar Ani.
