SERAYUNEWS – Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), merupakan bagian dari rangkaian program Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) Kemendikbud yang telah berjalan sejak 2021 lalu. Survei Karakter dan Survei Lingkungan adalah dua bagian lainnya.
Program yang ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan ini, diselenggarakan dengan melihat input, proses, dan output pembelajaran dalam satuan pendidikan. Persiapan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) jenjang Sekolah Dasar, biasanya dilaksanakan pada Agustus sampai Oktober.
Kegiatan ini merupakan kegiatan asesmen tahunan, guna mengukur kemampuan Literasi dan Numerasi siswa. Literasi membaca diartikan dalam meningkatkan kemampuan memahami, menggunakan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi dari berbagai teks tertulis. Sedangkan Numerasi merupakan kemampuan menggunakan konsep, fakta, prosedur, atau alat numerik dalam menyelesaikan masalah sehari-hari.
AKM dilaksanakan dengan menggunakan perangkat IT, melalui sistem online dan semi online. Siswa mengerjakan soal-soal numerasi dan literasi, dalam waktu tertentu melalui perangkat laptop dengan sistem pembagian sesi.
Pelaksanaan AKM, membutuhkan persiapan yang matang dari beberapa aspek. Diantaranya aspek sarana prasarana diperlukan perangkat komputer atau laptop, ruangan yang nyaman, akses internet stabil, dan tim petugas (teknisi dan proktor).
Dari aspek peserta memerlukan kesiapan memahami soal-soal HOTS Numerasi dan Literasi, selain itu kesiapan mengoperasikan perangkat komputer atau laptop. Tahun Pelajaran 2023/2024 di SD Negeri Tritih Lor 02 Cilacap, sudah mulai dipersiapkan.
Pelatihan TIK diawali mengoperasikan laptop kepada 44 siswa kelas 5, secara bergantian sejak 3 bulan sebelum rangkaian kegiatan AKM dilaksanankan. Di sekolah ini hampir 98% siswa kelas 5, belum terbiasa menggunakan laptop bahkan ada yang belum pernah mengoperasikannya sekalipun.
Oleh karena itu, dibuat jadwal pelatihan secara bergantian menggunakan laptop sekolah dengan jumlah 8 unit. Jumlah ini, masih sangat terbatas.
Siswa dibimbing pendalaman materi dan latihan soal-soal numerasi dan literasi, untuk kemudian mereka kerjakan saat AKM. Sehingga siswa terbiasa berpikir kritis, dengan penalaran numerasi dan literasi.
Selain itu, hal ini dilakukan agar siswa khususnya kelas 5 memiliki kemampuan tambahan dalam hal pengoperasian laptop walaupun cara-cara sederhana, sehingga mereka sudah terbiasa saat menggunakannya pada saat pelaksanaan AKM.
Jika sudah terbiasa, maka mereka tidak panik dan tidak banyak bertanya ketika sedang mengerjakan soal. Sehingga mereka lebih fokus dalam menyelesaikan soal, dengan harapan mendapat hasil yang memuaskan.
Pelatihan ini hanya khusus pada tahap pengoperasian umum, seperti melatih siswa mengoperasikan touchpad laptop agar terbiasa mengendalikan cursor. Kemudian mengetik identitas diri, agar terbiasa mengenal posisi huruf di keyboard, mengenalkan istilah-istilah umum pada jendela layar, dan melatih membaca panjang di depan layar.
Pada awalnya, siswa terlihat grogi saat menyentuh touchpad dan panik jika salah meng klik atau jika muncul notifikasi yang masih asing bagi mereka. Namun siswa sangat antusias mengikuti pelatihan ini.
Setelah 2-3 kali pertemuan terlihat perubahan anggapan siswa terhadap perangkat laptop yang sebelumnya sangat asing dan dianggap sulit, ternyata mereka mampu menggunakannya. Sehingga pelatihan ini, berhasil membuat siswa termotivasi untuk belajar dan antusias mengerjakan soal-soal AKM.
Selain itu juga membangun penguatan kepada siswa, bahwa perangkat laptop akan menjadi teman dalam proses pembelajaran dan bahkan dalam pekerjaan nantinya. AKM adalah bagian awal siswa, untuk mengenal teknologi pada pembelajaran.
Dalam sebuah kegiatan, tidak akan lepas dari adanya hambatan yang dihadapi. Beberapa hal yang menjadi hambatan adalah sarana perangkat laptop yang masih sangat terbatas.
Laptop milik sekolah yang di pakai oleh Bpk/Ibu guru, hanya ada 8 unit. Perangkat ini dipinjam untuk melatih 44 siswa secara bergantian. Pada saat pelaksanaan utama AKM, harus meminjam 5 unit Chromebook dari sekolah lain.
Hambatan lain adalah belum ada ruangan IT yang nyaman digunakan, sehingga terpaksa menggunakan ruang UKS yang sempit berisi 10 meja dan tempat duduk. Kemudian kesulitan lain, akses internet yang kurang stabil dengan jarak share terjauh hanya 5 meter.
Ruangan UKS, diset sedemikian rupa, untuk memastikan sinyal internet cukup stabil dan tidak terhalang. Namun beberapa hambatan, tidak menyurutkan semangat untuk terus berusaha dan tetap belajar.
Upaya untuk mempertahankan motivasi siswa dalam mengikuti pelatihan ini, dilakukan dengan memberi bimbingan pakai cara yang menyenangkan. Selain itu juga menggunakan bahasa yang mudah dipahami, memberi apresiasi pada setiap progress yang mereka lalui.
Para pembimbing, berusaha membimbing dan merespons segala pertanyaan dari siswa. Motivasi yang tiada henti dengan vibes positif, diberikan pada setiap proses kegiatan. Memberi semangat apapun kesulitan yang dihadapi dilakukan, supaya pelaksanaan AKM tahun ini dapat berjalan lancar dengan hasil yang memuaskan.***(Nur Fitriani, S.Pd).